Selamat Datang di Blogsite MTs Negeri Berbek - Mewujudkan Insan MUTTAQIN (Mandiri, Unggul, Taqwa, Terampil, Amanah, Qur'ani dan INovatif #mtsnberbek.com

Rabu, 30 Desember 2015

BELAJAR PIDATO ANAK "Birrul-Walidain"


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
حمداً لله، وصلاةً وسلاماً على نبيه وآله وصحبه ومن والاه، وعلى كل من اهتدى بهداه. أما بعد
Hamdal-lillaah, wa shalaatan wa salaaman ‘alaa nabiyyihi wa aalihi wa shahbihi wa man waalah, wa ‘alaa kulli manih-tadaa bihudaah. Amma ba’du.
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan teman-teman sekalian, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menyampaikan salah satu hal yang menjadi kewajiban kita semua. Yaitu berbakti kepada orang tua.
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimah, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Kewajiban itu telah Allah perintahkan sebagaimana firman-Nya dalam Kitabullah yang mulia :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
Wa’-budullaaha walaa tusyrikuu bihii syaia, wa bil-waalidaini ihsaanaw-wa dzil qurbaa wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari dzil qurbaa wal-jaaril-junubi wash-shaahibi bil-janbi wab-nis-sabiili wamaa malakat aimaanukum.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu” [QS. An-Nisaa ayat 36].
Kita diwajibkan menghormati mereka, tidak menyusahkan mereka, serta tidak melawan mereka. Bahkan,….kita diharamkan untuk berkata “ah” kepada orang tua apabila diperintah mengerjakan sesuatu. Allah telah berfirman dalam QS. Al-Israa ayat 23 yang bunyinya :
فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
Falaa taqul-lahumaa uffin walaa tanhar humaa wa qul-lahumaa qaulan-kariima
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia”.
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan teman-teman sekalian dapat memperhatikan ayat yang telah saya bacakan barusan. Jika perkataan “ah” saja tidak diperbolehkan, maka bagaimana halnya jika kita mengatakan kata-kata kasar terhadap ibu dan bapak kita ? Atau bahkan memukul mereka ? Kita tidak boleh mencontoh perilaku orang-orang kafir yang sering muncul di tivi-tivi dan di majalah-majalah yang menyebutkan kedurhakaan mereka terhadap orang tua.
Islam adalah agama yang mulia yang mengajarkan sopan-santun terhadap orang tua. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai bentuk pengamalan kita berbakti kepada orang tua. Diantaranya adalah :
1. Menuruti perintah orang tua. Tidak boleh membangkang dan tidak boleh bandel. Kalau kita diperintah untuk shalat, cepat-cepat kita mengerjakan shalat. Kalau kita diperintah untuk belajar, ya cepat-cepat belajar.
2. Membantu pekerjaan orang tua di rumah. Misalnya : kalau kita melihat lantai rumah belum disapu, lekas saja kita sapu. Apabila bangun tidur, jangan langsung pergi kel luar kamar sebelum membereskan tempat tidur. Kita tidak boleh merepotkan ibu dan bapak kita. Kita harus membantu mereka sebisa kita.
3. Berkata dengan baik dan sopan. Bagi teman-teman yang biasa memakai bahasa Jawa, jangan memakai bahasa Ngoko. Tapi pakailah bahasa kromo inggil.
4. Belajar yang rajin agar menjadi anak yang pinter. Orang tua kita pasti senang jika melihat kita menjadi anak yang rajin dan pintar. Membuat senang orang tua juga merupakan perbuatan berbakti kepada orang tua.
5. Ini yang tidak kalah penting : Beribadah yang rajin dan selalu mendoakan mereka. Teman-teman hafal tidak doa yang diajarkan ibu guru kita di sekolah ? Itu lho :
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Rabbanagh-firlii wa liwaalidayya wa lil-mukminiina yauma yaquumul-hisaab
“Ya Rabb kami, berikanlah ampunan kepadaku dan kedua orang tuaku serta sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (diambil dari QS. Ibrahim : 41).
6. Dan yang lainnya……
Masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Apabila teman-teman bertanya kepada saya : “Mengapa kita harus berbakti kepada orang tua ?”. Kata pak ustadz, kita harus berbakti kepada orang tua karena Allah dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan demikian dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu, melalui perantaraan orang tualah kita dilahirkan ke dunia ini. Orang tua kita lah yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang sewaktu kita masih bayi, sampai kita dapat bersekolah saat ini. Orang tua lah yang mendidik, membiayai, dan mencukupi semua kebutuhan kita tanpa pamrih. Orang tua kita sangat merasa sedih ketika kita sakit. Kita dibawa ke dokter, disuntik, agar kita dapat sehat kembali dan dapat bermain dengan teman-teman. Kita berbakti kepada orang tua dalam rangka beramal shalih mencari pahala dan keridlaan Allah di dunia.
Pak ustadz juga bilang, kita tidak boleh durhaka kepada orang tua kita, lebih-lebih pada ibu kandung kita. Haram hukumnya. Ibu lah yang telah mengandung kita, membawa kita kemanapun ibu kita pergi. Ibu kita telah mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan kita di bu bidan. O, iya,….saya ingat perkataan pak ustadz bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang shahabat : “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?”. Rasulullah menjawab : “Ibumu”. Orang tersebut mengulang sampai tiga kali. Rasulullah memberi jawaban yang sama : “Ibumu”. Baru kemudian beliau menjawab : “Bapakmu”.
Makanya teman-teman,…..jangan nakal ya sama ibu kita.
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan teman-teman yang saya cintai,….kiranya apa yang saya sampaikan tentang Berbakti kepada Orang Tua saya cukupkan sampai di sini. Sebagai penutup, akan saya sampaikan sebuah hadits dimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
Ridlar-rabbi fii ridlal-waalidi, wa sukhthur-rabbi fii sukhthil-waalidi
“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua, dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua”.
Wa shallallaahu wa sallama ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wal-hamdulillaahi rabbil-‘aalamiin. Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Selasa, 29 Desember 2015

GUS DUR (Abdur Rahman Wahid) Presiden ke 4 Indonesia

DI PESANTREN KH.Q. AHMAD SYAHID, BETAPA BENCINYA SAYA KEPADA GUS DUR.
Oleh : Sanghyang Mughni Pancaniti
Sekitar tahun 2002, saya menjadi seorang Santri di Pondok Pesantren Al-Falah Bandung yang diasuh KH. Q. Ahmad Syahid. Waktu itu para santri biasa memanggil beliau dengan sebutan 'Ayah'. Di pesantren ini, saya sekolah Tsanawiyah.
Salah satu kawan saya, Ari namanya, merupakan pelanggan majalah Islam Sabili selama di pondok. Tak jarang saya membaca majalah itu setelah dirinya selesai. Ada dua isu besar yang selalu diangkat majalah tersebut: Penegakkan Syaria't Islam dan Gus Dur. Karena saya tidak tertarik tentang Syari'at Islam ala Sabili, maka berita Gus Dur menjadi fokus saya waktu itu.
Sedikit demi sedikit, untuk pertama kalinya, kebencian kepada seorang manusia tumbuh dalam diri saya, dan semakin lama kebencian itu semakin menegas. Kepada siapa saya benci? Kepada Gus Dur. Siapa penyebabnya? Majalah Islam Sabili.
Di tengah kegiatan saya membaca al-Qur'an dan mengaji Kitab Kuning, kebencian saya kepada Gus Dur begitu mengkristal. Dia adalah Kyai yang membela kemaksiatan, Kyai yang murtad karena sudah dibaptis masuk Kristen, Kyai yang mendukung pemurtadan, Kyai yang menyebabkan terbunuhnya para Kyai di Jawa, Kyai yang membuat orang Islam di Poso dipenggal dan dibunuh. Semua isu itu diulang-ulang majalah Sabili pada banyak edisi. Saya sungguh percaya. Dan kepercayaan itu saya wujudkan dengan penghinaan serta cacian, "Di Neraka nanti, Gus Dur adalah pemimpin para Kyai yang sebenarnya busuk dan munafik.!"
Keterkejutan saya tiba, ketika Ayah mengadakan pengajian bersama Gus Dur di Pondok. Para Ustadz dan Kyai-kyai kampung sekitar pondok diundangnya. "Kenapa Ayah mengundang Kyai edan itu? Biar semua santri dan masyarakat menjadi sesat seperti dirinya?" Diam-diam hati saya mengutuk keputusan Ayah.
Tapi tak bisa dipungkiri, selain kutukan yang saya lemparkan, ada kepenasaran yang lahir diam-diam. Setahu saya, Ayah adalah Kyai kharismatik, begitu indah perangainya, sangat luas ilmunya, dan selalu berhati-hati dalam memilih kawan. Lalu bagaimana mungkin Ayah menjadikan Kyai edan semacam Gus Dur sebagai kawan? Bahkan sesekali kudengar, Ayah menyebut Gusdur sebagai Guru. Walah bahaya. Siapa yang harus kupercaya dalam menilai Gus Dur? Majalah Sabili yang tak pernah kutemui orang-orang di baliknya? Atau Ayah yang setiap hari mengajariku dan mengasuhku di Pesantren?
Ah, pertanyaan dalam diriku tentang siapa sebenarnya Gus Dur, rupanya tak terjawab sampai aku meninggalkan Pondok Pesantren al-Falah dan menyelesaikan Aliyah di al-Musaddadiyah Garut. Sedangkan kebencian dan kepenasaranku pada Gus Dur, tetap mengendap, tak terendus, tak terlihat, membasahi palung ingatan.
Ketika keilmuan saya bertambah matang, dan hati nurani telah mampu 'mempertimbangkan', benci pada Gusdur akhirnya remuk, bahkan mewujud menjadi rindu dan cinta. Bagaimana proses 'perpindahan rasa' itu terjadi? Lain kali akan saya ceritakan. Sedangkan Ari sendiri, teman saya yang pelanggan majalah Sabili itu, sudah tak berhasrat menegakkan Syariat Islam yang dipropagandakan majalah Sabili, melainkan telah menjadi Bobotoh Sejati PERSIB.
---------------------------------------------------
"Nak, dalam memahami sesuatu, gunakanlah pengetahuanmu. Perasaan benci dan cinta, singkirkanlah terlebih dahulu.!" Kata-kata ini diucapkan Ayah (KH.Q. Ahmad Syahid) dalam mimpiku. Kami bertemu di sebuah tempat yang entah dimana. Dan ketika bangun tidur, tubuhku menggigil, keringatku menderas, terpana aku oleh pesan Ayah ini.
Mimpi itu terjadi ketika aku kuliah di UIN Bandung, dan baru semester 2.
Siapa yang tak bahagia, ditemui oleh Guru yang amat dihormatinya dalam ruang yang tak terduga: alam mimpi. Pesan Ayah itu menggedor kesadaranku, menulusup pada kedirianku yang paling dalam. Bahkan ajaibnya, benciku pada Gus Dur seketika remuk. Ya, benci yang mengkristal selama bertahun-tahun itu rubuh. Pecah dan meledak. Meski aku belum mengetahui, apakah aku akan jatuh cinta padanya.
Kebencianku pada Cucu Mbah Hasyim Asy'ari itu, membenam di dada saat aku masih kecil, saat segala informasi dengan mudah kutelan dan kuterima. Tapi hari ini, aku sudah besar, sudah memiliki gelar Mahasiswa, dan sudah semestinya aku memahami sesuatu dengan pengetahuan dan ilmu. Dan Ayah lah yang menyadarkanku akan hal itu.
Penelusuranku tentang pemikiran Gus Dur dimulai.
Pemikiran Gus Dur yang pertama kujelajahi adalah, kenapa ia selalu ada digaris depan untuk membela orang-orang yang dinyatakan 'bersalah' oleh kebanyakan orang? Terutama mereka yang dinilai melanggar keadaban orang Muslim. Goyang Inul, misalnya, ketika banyak orang Islam yang menghujat penyanyi asal pasuruan itu, Gus Dur lah yang paling terang-terangan menyodorkan tangannya untuk memberi perlindungan padanya. Apakah itu disebabkan Gus Dur mendukung tingkah laku Inul? Tidak.! Tidak seperti itu yang kulihat. Bagiku, Gus Dur adalah 'jalan terakhir' dalam konsep Dakwah yang termaktub di Surat Al-Ashr. Ketika semua orang menghujat Inul dengan Ayat Tuhan, melemparinya dengan berbagai bentuk 'Watawa saubil haqqi', Gus Dur lah yang menjadi wujud terciptanya 'Watawa saubis Shabri'. Kesabaran dalam menemani dan membimbing, agar Inul sebagai objek dakwah, satu ketika akan menerima apa yang disebut 'Hidayah'. Gus Dur seolah menyadari, bahwa turunnya Hidayah Allah tak semudah terlemparnya ayat dari seorang Da'i kepada Mad'unya. Harus ada kesabaran, harus ada proses menemani. Harus.! Dan kasus semacam ini dalam perjalanan Gus Dur tidaklah sedikit.
Pemikiran Gus Dur selanjutnya yang terendus olehku adalah, tentang pembaptisannya di sebuah Gereja. Ini yang dulu paling membuatku muak. Kenapa seorang Kyai mau-maunya masuk ke tempat ibadah orang lain, bahkan didoa'kan oleh banyak orang dengan nama Bapak, Yesus, dan Bunda Maria. "Itu murtad.!" Teriakku saat itu ketika melihat rekaman Videonya. Tapi rupanya, ada hal penting yang kulupakan, bahwa peristiwa itu terjadi saat Gus Dur sedang menjadi Kepala Negara. Ini artinya, dia bukan hanya milik orang Islam, tapi semua masyarakat Indonesia. Tak peduli dengan adat atau Agama yang berbeda, dirinya harus tetap berlaku adil, semuanya harus dipandang dalam martabat yang sama. Masalah tentang Do'a umat Kristiani untuk Gus Dur itu, yang digelincirkan oleh majalah Sabili sebagai praktik 'Pembaptisan', akhirnya hanya ditertawakan oleh Gus Dur. Bagaimana tidak? Bagi Gus Dur, agama itu letaknya di hati, dan Tuhanlah yang menghakimi. "Kalau saya shalat, puasa, zakat, naik haji, tapi jika hanya pura-pura? Kan batal semua. Nah para pendeta itu tidak hafal dengan Isi hati saya." Ungkap Gus Dur kepada sahabatnya Cak Nun.
"Al-Qur'an adalah kitab paling Porno.." Kalimat Gus Dur ini menjadi sesuatu yang saya telusuri selanjutnya. Gara-gara ungkapan ini, Gus Dur dihakimi habis-habisan oleh banyak orang Islam. Dia dituduh telah menghina al-Qur'an, mencaci Agama, dan melecehkan Pembuatnya, yakni Allah. Karena Porno berkonotasi negatif, tentu itu tak pantas jika disandingkan dengan al-Qur'an yang suci. Kemudian saya bertemu dengan bukunya Muhammad Guntur Romli yang berjudul, 'Ustadz, Saya Sudah Di Surga'. Di buku ini lah, saya mendapatkan ungkapan Gus Dur tentang porno itu secara lengkap dan utuh. Guntur Romli kebetulan waktu itu menemani Gus Dur dalam sebuah acara kongkow, di tengah acara Gus Dur bilang, "Seandainya ada orang yang pikirannya ngeres, tentu dia akan bilang bahwa AL-QUR'AN KITAB PALING PORNO. Karena di dalamnya ada pembicaraan tentang menyusui.". Lihatlah, kata-kata Gus Dur ditebas sedemikian rupa. Hingga akhirnya, kalimat yang sebenarnya merupakan 'Pengandaian', dipropagandakan sebagai 'Statmen Penghinaan'. Ah, aku sangat mengerti, kehancuran yang diakibatkan oleh 'mengutip' setengah-setengah semacam ini.
"Gitu aja kok repot." Bagiku, kalimat yang menjadi khas Gus Dur ini, adalah puncak dari semua pemikirannya. Mungkin bagi Kyai yang senang bersilaturahmi kepada para Ulama ini, segala yang terjadi di dunia ini adalah sederhana, tak ada satu pun peristiwa yang boleh membuat dirinya repot, tak ada satu pun kejadian yang boleh mengusik hatinya untuk dzalim, menindas, mengasingkan, menghina, menghujat, dan berlaku tidak adil kepada sesama manusia. Itulah yang membuat Gus Dur tetap 'kalem' meski dicaci sedemikian rupa.
Berbeda dengan kita, yang terkadang terlalu 'Baper' pada banyak peristiwa yang mendatangi, sehingga kehidupan ini dipandang sebagai kerepotan-kerepotan yang seolah tak akan selesai. Harus kuakui, kalimat "Gitu aja kok repot" yang membuat cintaku kepada Gus Dur mulai berdetak, menjelma diam-diam. Karena orang yang telah menganggap 'hidup bukanlah kerepotan', adalah dia yang telah lulus dalam pertengkaran yang mengerikan dengan dirinya sendiri. Dan orang semacam itu sangat pantas kuhaturkan cinta.
Begitu banyak pemikiran Gus Dur yang kutemui dalam perjalananku menuju 'Rindu' dan 'Cinta', yang tak bisa dituliskan dalam catatan sederhana ini. Bukan karena tak ada waktu dan tak becus mengungkapkannya, tapi aku sudah sangat rindu menggendong anakku yang masih kecil. Sabda. Dia menangis terus.
Yang amat kusyukuri dalam hubunganku dengan Gus Dur, adalah pertemuanku dengan Ayah pada sebuah mimpi, seraya memberi pesan yang begitu berharga bagi seorang pembelajar sepertiku. Akan kukirim do'aku pada kedua Kyai itu melalui hening dan diam. Dan dalam diam itu, biarlah kukenang kembali apa yang pernah disabdakan Muhammad Sang Nabi Agung berabad-abad lalu, "Manusia itu cenderung membenci sesuatu yang tak dia ketahui."
(Kado Haul Gus Dur yang Ke-6)

Pentingnya Menuntut Ilmu

Pentingnya Menuntut Ilmu

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahilladzi an’ama ‘alaina bi ni’matil iman, wal islam. Asyahadualla ilaha illaloh,wasyhadu anna Muhammadarrosullulah. Allohuma sholi ‘ala Muhammad wa’ala ali syaidina Muhammad amma ba’du
Hadirin Ikhwatul iman rohimakumuloh !
Seiring berjalannya waktu,hari berganti minggu,bulan berganti tahun. Perkembangan manusia pun banyak mengalami perubahan yang didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mutakhir. Manusia dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan dan mewujudkan impiannya dengan memanfaatkan kemajun ilmu pengetahuan. Dulu untuk mengirim dan menyampaikan berita membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi sekarang hanya dengan beberapa detik saja kita dapat memberi dan menerima kabar dengan cepat dan mudah, meskipun dari jarak yang jauh. Itu semua berkat kemajuan ilmu.
Teman-teman sekalian ,
Dalam islam sebagaimana kita tahu,bahwa ilmu sangat berguna dan menentukan,seperi dalam Al-Qur’an Al-Mujadalah ayat 11:
“Bismillahirrahmanir rahiim. Yarfa’illaahul ladziina aamanuu mingkum walladziina uutul ‘ilma darojaat. Wallohu bimaa ta’maluuna khobiir”
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kalian dan orang yang diberi ilmu beberapa derajat. dan  Allah Maha Waspada dengan apa-apa yang kamu kerjakan”.
Maksudnya : Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu yang disertai dengan keimanan kepada Allah.
Oleh karena itu Allah mewajibkan untuk mencari ilmu kapanpun dan dimanapun, sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh ibnu majah :
“Tholabul ‘ilmi fariidotun ‘alaa kulli muslimin”
“Mencari Ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim”
Nah,yang merasa orang islam wajib hukumnya untuk mencari ilmu dimanapun dan kapanpun. Mengapa wajib?
“Walaa taqfu maa laisa laka bihi ilmu”
“Dan janganlah kamu mengerjakan Apa-apa yang tidak tahu ilmunya “.
Bisa dibayangkan oleh teman-teman, misalkan kita tidak tahu ilmu elektronika terus kita membongkar computer. Maksud hati untuk memperbaiki tapi apa yang terjadi? Malah an..…cur.
Hadirin dan teman-teman, Para pencari ilmu!
Apapun cita–cita atau keinginan kita, Insya Allah dapat kita capai dengan memiliki ilmunya. Sebagaimana Rasul bersabda “man aroda dunya fa’alaiha bil ilmi,waman arodal akhiro fa’alaiha bil ilmi,waman aroda huma fa’alaihim bil ilmi “Siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka dapat di capai dengan ilmu, Siapa menghendaki kehidupan akhirat juga dicapai dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan akhirat keduanya dapat di capai dengan ilmu. jadi apapun cita-cita dan keinginan kita dapat kita raih bila kita memiliki ilmunya tentunya disertai dengan kerja keras dalam proses pembelajara tersebut.khusus untuk teman-teman sebaya, mumpung kita masih muda masih imut-imut belum amit-amit mari kita mencari ilmu dengan belajar dan belajar agar kelak nanti bias menjadi orang yang berguna bagi bangsa, agama dan orang tua.
Dan di usia kita banyak sekali keuntungannya, sebagaimana dalam syair lagu yang tentunya teman-teman juga hafal
“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu belajar sesudah dewasa (te ro re ro ret ) bagaikan mengukir di atas air. Kalau main gitar pakai akar kedongdong Kalau mau pintar belajar dulu dong. Aqulu Qouli hada, Assalamu’alaikum Wr Wb.




Senin, 28 Desember 2015

Semua Nabi dan Rasul Yang Diutus Allah Adalah Beragama Islam. Ini Dia Ulasannya



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu."

(HR. Bukhari dalam Kitab Ahadits al-Anbiya’, lihat Fath al-Bari [6/550]. Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam Kitab al-Fadha’il dengan redaksi yang agak berbeda)

 هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ

"Dia telah memilih kamu (Muhammad) dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia." [QS Al-Hajj(22):78]

***
Muhammad ﷺ Penutup Para Nabi dan Hubungan Dakwahnya dengan Dakwah Samawiyah Terdahulu

Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penutup para Nabi. Tidak ada Nabi sesudahnya. Ini telah disepakati oleh kaum Muslimin dan merupakan salah satu “aksioma” Islam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya, mereka kagum dan berkata, ‘Amboi, jika batu bata ini diletakkan?’ Akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para Nabi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hubungan antara dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan dakwah para Nabi terdahulu berjalan di atas prinsip ta’kid (penegasan) dan tatmim (penyempurnaan) sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Dakwah para Nabi didasarkan pada dua asas. Pertama, aqidah. Kedua, syariat dan akhlak.

Aqidah mereka sama; dari Nabi Adam ‘alaihis salam sampai kepada penutup para Nabi (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). Esensi aqidah mereka ialah iman kepada wahdaniyah Allah. Menyucikan Allah dari segala perbuatan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Beriman kepada hari akhir, hisab, neraka, dan surga. Setiap Nabi mengajak kaumnya untuk mengimani perkara tersebut. Masing-masing dari mereka datang sebagai pembenaran atas dakwah sebelumnya sebagai kabar gembira akan bi’tsah Nabi sesudahnya. Demikianlah, bi’tsah mereka saling menyambung kepada berbagai kaum dan umat. Semuanya membawa hakikat yang diperintahkan untuk menyampaikan kepada manusia, yaitu dainunah lillahi wahdah (tunduk patuh kepaa Allah semata). Inilah yang dijelaskan Allah dengan firman-Nya,

“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkan agama, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (Asy Syura’ [42]: 13)

Tidak mungkin akan terjadi perbedaan aqidah di antara dakwah-dakwah para Nabi karena masalah aqidah termasuk ikhbar (pengabaran). Pengabaran tentang sesuatu tidak mungkin akan berbeda antara satu pengabar dan pengabar yang lain jika kita yakini kebenaran khabar yang di bawahnya. Tidak mungkin seorang Nabi diutus untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah adalah salah seorang dari yang tiga (Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan). Setelah itu, diutus Nabi lain yang datang sesudahnya untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah Mahasatu, tiada sekutu bagi-Nya, padahal masing-masing dari kedua Nabi tersebut sangat jujur, tidak akan pernah berkhianat tentang apa yang dikabarkannya.

Dalam masalah syariat, yaitu penetapan hukum yang bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat dan pribadi, telah terjadi perbedaan menyangkut cara dan jumlah antara satu Nabi dan Nabi yang lainnya karena syariat termasuk dalam kategori insya’, bukan ikhbar sehingga berbeda dengan masalah aqidah. Selain itu, perkembangan zaman dan perbedaan umat atau kaum akan berpengaruh terhadap perkembangan syariat dan perbedaannya karena prinsip penetapan hukum didasarkan pada tuntunan kemaslahatan di dunia dan akhirat. Di samping bi’tsah setiap Nabi sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah khusus bagi umat tertentu, bukan untuk semua manusia, hukum-hukum syariatnya hanya terbatas pada umat tertentu, sesuai dengan kondisi umat tersebut.

Musa ‘alaihis salam misalnya, diutus kepada bani Israel. Sesuai dengan kondisi bani Israel pada waktu itu. Mereka memerlukan syariat yang ketat yang seluruhnya didasarkan atas asas ‘azimah, bukan rukhshah.

Setelah beberapa kurun waktu, diutuslah Nabi Isa ‘alaihis salam kepada mereka dengan membawa syariat yang agak longgar bila dibandingkan dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa. Perhatikan firman Allah melalui Isa ‘alaihis salam yang ditujukan kepada bani Israel,

“…Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu ….” (Ali Imran [3]: 50)

Nabi Isa ‘alaihis salam menjelaskan kepada mereka bahwa menyangkut masalah-masalah aqidah, ia hanya membenarkan apa yang tertera di dalam kitab Taurat, menegaskan dan memperbaharui dakwah kepada mereka. Jika menyangkut masalah syariat dan hukum halal haram, ia telah ditugaskan untuk mengadakan beberapa perubahan, penyederhanaan, dan menghapuskan sebagian hukum yang pernah memberatkan mereka.

Sesuai dengan ini, bi’tsah setiap Rasul membawa aqidah dan syariat.

Dalam masalah aqidah, tugas setiap Nabi tidak lain hanyalah menegaskan kembali (ta’kid) aqidah yang sama yang pernah dibawa oleh para Rasul sebelumnya, tanpa perubahan atau perbedaan sama sekali.

Dalam masalah syariat, setiap Rasul menghapuskan syariat sebelumnya, kecuali hal-hal yang ditegaskan oleh syariat yang datang kemudian, atau didiamkannya. Ini sesuai dengan madzhab orang yang mengatakan bahwa syariat umat sebelum kita adalah syariat bagi kita (juga) selama tidak ada (nash) yang dapat menghapuskannya.

Dari uraian di atas, jelas tidak ada sesuatu yang disebut orang dengan Adyan Samawiyah (agama-agama samawi/langit). Yang ada hanyalah Syariat-Syariat Samawiyah (syariat-syariat langit), di mana setiap syariat yang baru menghapuskan syariat sebelumnya, sampai datang syariat terakhir yang dibawa oleh penutup para Nabi dan Rasul.

Ad Din Al Haq hanya satu, Islam. Semua Nabi berdakwah kepadanya dan memerintahkan kepada manusia untuk tunduk (dainunah) kepada-Nya, sejak Nabi Adam sampai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Nabi Ibrahim, Isma’il, dan Ya’qub diutus dengan membawa Islam. Firman Allah,

وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٲهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُ ۥ‌ۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَـٰهُ فِى ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَإِنَّهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٣٠) إِذۡ قَالَ لَهُ ۥ رَبُّهُ ۥۤ أَسۡلِمۡ‌ۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٣١) وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٣٢

“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang-orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh. Ketika Rabbnya berfirman kepadanya, ‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab, ‘Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.’ Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya, Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk Islam.’” (al-Baqarah [2]: 130-132)

Musa ‘alaihis salam diutus kepada bani Israel juga dengan membawa Islam.

Firman Allah tentang tukang-tukang sihir Fir’aun,

“Ahli sihir itu menjawab, ‘Sesungguhnya, kepada Rabb kamilah kami kembali. Dan kamu tidak membalas dendam dengan menyiksa kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Rabb kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami,’ (Mereka berdua), ‘Wahai Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadamu)”  (al-A’raf [7]: 125-126)

Demikian pula Isa ‘alaihis salam, ia diutus dengan membawa Islam.

Firman Allah,

 فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ


“Maka ketika Isa mengetahui keingkaran dari mereka (bani Israel), berkatalah ia, ‘Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama Allah)’ Para Hawariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab, ‘Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada-Nya, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Muslim.’” (Ali Imran [3]: 52)

Mungkin timbul pertanyaan, mengapa orang-orang yang menganggap dirinya pengikut Musa ‘alaihis salam menganut aqidah yang berbeda dari aqidah tauhid yang dibawa oleh para Nabi? Mengapa orang-orang yang menganggap dirinya pengikut Isa ‘alaihis salam meyakini akidah lain?

Jawaban atas pertanyaan ini terdapat dalam firman Allah,

“Sesungguhnya, agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam, tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka….” (Ali Imran [3]: 19)

“Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Rabbmu dahulunya (untuk menangguhkan siksa) sampai kepada waktu yang telah ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar dalam keraguan yang mengguncangkan tentang kitab itu,” (Asy Syura’ [42]: 14)

Dengan demikian, semua Nabi diutus dengan membawa Islam yang merupakan agama di sisi Allah. Para Ahli Kitab mengetahui kesatuan agama ini. Mereka juga mengetahui bahwa para Nabi diutus untuk saling membenarkan dalam hal agama yang diutusnya. Mereka (para Nabi) tidak pernah berbeda dalam masalah aqidah. Akan tetapi, para Ahli Kitab sendiri terpecah belah dan berdusta atas Nabi kendatipun telah datang pengetahuan tentang hal itu kepada mereka karena kedengkian di antara mereka, sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah di atas.[]

__
Sumber: SIRAH NABAWIYAH, DR Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy

Subhanallah... 1400 Tahun Yang Silam Al-Qur'an Sudah Menceritakan Tentang Gunung Warna-Warni Ini


Seperti apa yang digambarkan dalam al-Quran ternyata fenomena gunung berwarna-warni yang difirmankan Allah dalam Surat Al Fathir 27, pun benar adanya.
Meskipun demikian,mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui fenomena alam yang indah berupa gunung-gunung yang berwarna-warni di Zhangye Danxia, provinsi Gansu, Cina.
Al-Qur'an telah menginformasikan fenomena alam tersebut 14 abad yang lalu.
Apakah Nabi Muhammad SAW pernah ke Cina? Tidak pernah sama sekali.
Tiada lain tiada bukan, informasi tersebut bersumber dari wahyu Allah SWT semata,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
"Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang BERANEKA MACAM WARNANYA dan ada (pula) yang hitam pekat." (QS. Fathir 27)
Tafsirnya:
Kata “Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan”. Maksudnya adalah perhatian kita terhadap hujan dan terhadap air. Hujan terjadi karena angin yang kemudian membentuk awan lalu turun menjadi hujan.
Kata “Maka kami keluarkan dengan dia buah-buahan yang berbagai warnanya”. Artinya, dengan sebab turunnya air dari langit (hujan) maka akan suburlah bumi dan diantaranya keluarlah dari dalam bumi berbagai macam dan berbagai jenis buah-buahan, semuanya adalah simpanan bumi. Simpanan itu tidak akan keluar kalau bumu tidak subur dan bumi tidak subur kalu hujan tidak turun.
Kata “Dan dari gunung itu ada garis-garis putih dan merah, belahan warnanya dan yang pekat hitam”. Artinya bahwa dari dalam bumi juga dapat diambil (besi, tembaga, perak, emas, dan lain sebagainya).
Dalam penafsiran lain disebutkan bahwa ayat ini menunujkan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah SWT dan mengajak setiap orang untuk berpikir dan memperhatikan ciptaan-Nya, bahwa Allah menurunkan dari langit air hujan lalu dengan air hujan itu Allah mengeluarkan yakni menghasilkan jenis-jenis buah-buahan yang beraneka ragam/macam warna, bentuk, rasa dan aromanya. Seandainya ynag melakukan itu nature/alam tentu hal tersebut tidak akan beragam dan bermacam-macam.
Keragaman dan perbedaan juga terjadi pada yang lebih kokoh yaitu gunung-gunung yang memiliki jalur garis-garis yang terlihat berwarna putih dan juga yang merah yang kejelasan warna dan keburamannya beraneka macam disamping merah dan putih dan ada yang hitam pekat.
Dalam ayat tersebut terdapat kata Judadun yaitu bentuk jamak dari kataJuddatun yaitu jalan, kata Baidhon bentuk jamak dari kata Abyadun, yaitu putih.
Kata Suudun adalah bentuk jamak dari kata Aswadun yaitu hitam. Dan kataKhumrun adalah bentuk jamak dari kata Akhmar yaitu merah. Adapun kataGharabibun adalah bentuk jamak dari Gharbibun yaitu pekat sangat (sangat hitam). Sebenarnya istilah yang tepat untuk dipakai adalah Sudun Gharbibun yaitu hitam pekat.
Menurut tafsir al-Munthalihah, kemukjizatan ayat ini dari segi ilmu pengetahuan bukan saja tampak ketika menyebutkan bahwa warna gunung yang bermacam-macam itu disebabkan adanya perbedaan materi yang dikandung oleh gunung-gunung itu saja. Juga mengkaitkan adanya jenis buah-buahan meskipun pepohonan yang disiram dengan air yang sama. Dengan penciptaan gunung-gunung yang beranekaragam warna merah, putih atau hitam, meskipun berasal dari suatu materi yang sama di dalam perut bumi.
Gunung yang terletak di China ini tampak seperti hamparan pelangi karena itu orang menyebutnya 'rainbow mountain'.
Gunung pelangi seluas 300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China.
Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning.
Meskipun demikian, di sana tidak ditemui tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahn
ya yang tandus.
Fenomena alam yang menakjubkan ini merupakan contoh geomorfologi petrografi yang terbentuk karena kondisi lingkungan.
Menurut Telegraph, warna-warni perbukitan yang menakjubkan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak Periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu. Gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi cuaca dan pencahayaan matahari. Warna-warni gunung ini akan semakin kontras jika turun hujan pada hari sebelumnya.
Wahai saudaraku berimanlah kepada Allah SWT, jadilah dirimu sebagai hamba yang membantu agamaNya, pelajarilah al-Quran, dan ajarilah kepada umat Islam lainnya...

Jangan lupa Dishare

Bolehkah Shalat Berdua Dengan Pacar ? Ini Pandangan Islam


Karena berjalannya waktu semakin lama makin canggih dalam ilmu teknologi begitupula dengan otak manusia di zaman yang penuh fitnah ini, lebih mengedepankan nafsu birahiy nya, Memiliki pacar atau kekasih seakan menjadi sebuah hal yang penting dan sangat dianjurkan. Sehingga saat melihat sepasang kekasih tengah berduaan, hal itu sudah dianggap sebagai hal yang wajar oleh masyarakat.
Status pacaran membuat mereka merasa saling memiliki satu sama lain. Pacar juga seakan menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Semua kegiatan akan terasa indah jika dilakukan bersama pacar, begitu menurut anggapan mereka. Jalan-jalan dengan pacar, makan bareng pacar, ke kondangan dengan pacar, dan tak terkecuali shalat berjamaah berdua dengan pacar.
Namun, ada satu pertanyaan, bolehkah shalat berduaan dengan pacar? Ternyata hal ini sama sekali tidak dianjurkan dan bahkan berdosa.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ
”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan, kecuali dia ditemani mahramnya.” (HR Al-Bukhari 5233 dan Muslim 1341).
Kemudian dari Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika terjadi makhluk ketiganya adalah setan.” (HR Ahmad 177,At- Turmudzi 2165, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Abu Ishaq as-Syaerozi – ulama syafiiyah – (w 476 H) menyatakan,
ويكره أن يصلي الرجل بامرأة أجنبية ; لما روي أن النبي قال : لا يخلون رجل بامرأة فإن ثالثهما الشيطان
Makruh (tahrim) seorang laki-laki shalat mengimami seorang wanita yang bukan mahram.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda, ”Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika terjadi makhluk ketiganya adalah setan.” (al-Muhadzab, 1/183).
Penjelasan an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab,
 المراد بالكراهة كراهة تحريم هذا إذا خلا بها: قال أصحابنا إذا أم الرجل بامرأته أو محرم له وخلا بها جاز بلا كراهة لأنه يباح له الخلوة بها في غير الصلاة وإن أم بأجنبية وخلا بها حرم ذلك عليه وعليها للأحاديث الصحيحة
Yang dimaksud makruh dari keterangan beliau adalah makruh tahrim (artinya: haram). Ini jika lelaki itu berduaan dengan seorang perempuan.
Para ulama madzhab Syafii mengatakan, apabila seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, dan berduaan dengannya, hukumnya boleh dan tidak makruh.
Karena boleh berduaan dengan istri atau mahram di luar shalat. Namun jika dia mengimami wanita yang bukan mahram dan berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu dan haram pula bagi si wanita. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 4/277).
Bahkan an-Nawawi juga menyebutkan keterangan dari Imam as-Syafii, bahwa beliau mengharamkan seorang laki-laki sendirian, mengimami jamaah wanita, sementara di antara jamaah itu, tidak ada seorangpun lelaki.
Kata an-Nawawi,
ونقل إمام الحرمين وصاحب العدة.. أن الشافعي نص على أنه يحرم أن يصلي الرجل بنساء منفردات إلا أن يكون فيهن محرم له أو زوجة وقطع بانه يحرم خلوة رجل بنسوة إلا أن يكون له فيهن محرم
Imamul Haramain dan penulis kitab al-Uddah.., bahwa Imam as-Syafii menegaskan, haramnya seorang laki-laki mengimami jamaah beberapa wanita tanpa lelaki yang lain. Kecuali jika ada diantara jamaah wanita itu yang menjadi mahram si imam atau istrinya. Beliau juga menegaskan, bahwa terlarang seorang lelaki berada sendirian di tengah para wanita, kecuali jika di antara mereka ada wanita mahram lelaki itu. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 4/278).
Mengapa Diharamkan?
Sekalipun dalam kondisi ibadah, kita diperintahkan untuk menghindari segala bentuk fitnah. Tak terkecuali fitnah syahwat.
Dalam Syarh Zadul Mustaqni’, Syaikh as-Syinqithy menjelaskan,
وإذا خلا بأجنبية فإنه منهي عن هذه الخلوة لقوله عليه الصلاة والسلام: ما خلا رجلٌ بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما، وقال: (ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة) فهذا نهي، قالوا: وبناءً على ذلك لا يصلي الرجل الأجنبي بالمرأة الأجنبية على خلوة؛ لأنه قد يخرج عن مقصود الصلاة إلى الفتنة
Apabila seseorang berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahram, hukumnya terlarang. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Jika seorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yang ketiganya.’ Beliau juga bersabda, ’Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.’ Ini larangan. Para ulama mengatakan, berdasarkan hal ini, tidak boleh seorang lelaki mengimami shalat dengan wanita yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena bisa jadi keluar dari tujuan utama yaitu shalat, menjadi sumber fitnah syahwat. (Syarh Zadul Mustaqni’, 3/149).
Hal yang sama juga disampaikan Imam Ibnu Utsaimin,
إذا خَلا بها فإنَّه يحرُمُ عليه أن يَؤمَّها ؛ لأنَّ ما أفضى إلى المُحَرَّمِ فهو محرَّمٌ
Apabila seorang lelaki berduaan dengan wanita yang bukan mahram, maka haram baginya untuk menjadi imam bagi wanita itu. Karena segala yang bisa mengantarkan kepada yang haram, hukumnya haram. (as-Syarh al-Mumthi’, 4/251).
Demikian hukum shalat berjamaah berdua dengan pacar. Nah, dalam shalat saja seorang laki-laki tidak boleh atau haram mengimami wanita, apalagi hanya sekedar berduaan atau malah pacaran. Jadi haram hukumnya.
Jika anda rasa bermanfaat, silahkan dishare, moga-moga menambah pahala

Ulama Besar Dari Indonaesia Yang Pertama Yang Pernah Jadi Imam Di Masjidil Haram


 'Jakarta Selama ini kamu mengetahui hanya orang Arab sajalah yang bisa menjadi imam besar di Masjidil Haram, Arab Saudi. Namun tahukah kamu, ternyata warga Indonesia tepatnya putra Minangkabau, Sumatera Barat pernah didapuk sebagai imam, khatib, sekaligus guru besar di sana? Pasti penasaran, siapa orang luar biasa ini. Dia Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah. Yuk kita berkenalan dengan sosok beliau.
Syaikh Khatib menjadi imam besar di Masjidil Haram sekaligus mufti bermahzab Syafi'i yakni ulama yang memiliki wewenang untuk memberikan fatwa pada umat di akhir abad ke-19. Dia berdarah Koto Gadang, desa yang dikenal memiliki keunikan dan warganya sangat intelek ada zaman kolonialisme. Syaikh Khatib lahir di Sumatera Barat pada 26 Juni 1860. Dia pergi ke Kota Makkah di saat usianya masih sangat muda, 9 tahun!
Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah | Via: kaskus.co.id
Saat di Makkah, dia berguru dengan beberapa ulama terkemuka. Saking fasihnya, Syaikh Khatib merupakan tiang tengah dalam mahzab Syafi'i ini. Muridnya sungguh banyak. Ratusan ribu orang datang kepadanya saban hari minta diajarkan fiqih Syafi'i. Dua diantara muridnya pasti kamu kenal. Mereka adalah Kyai Haji Hasyim Asy'ari yang mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah | Via: kaskus.co.id
Selain menguasai ilmu fiqih, Syaikh Khatib juga menguasai sejarah, aljabar, ilmu falak, berhitung, serta geometri. Canggih banget, ya. Syaikh Khatib kecil belajar agama pada sang ayah, Syaikh Abdul Lathif. Sejak kecil beliau sudah khatam dan hafal beberapa juz dalam Alquran. Mantap abis!
Syaikh Khatib yang jadi imam besar pertama di Masjidil Haram asal Minangkabau ini akhirnya menghembuskan nafas selama-lamanya pada 13 Maret 1916. Meski demikian namanya masih terngiang terutama di kalangan santri dan penerus mazhab Syafi'i. Kita sebagai bangsa Indonesia turut bangga dengan nama besar beliau. Apalagi beliau masih fasih berbahasa minang meski lama di Makkah. Luar biasa, salut!

Luar Biasa Manfaat Membaca Al-Quran Setelah Maghrib dan Subuh

Tahukah Anda ? Ternyata Membaca Al-Qur'an Setelah Maghrib & Subuh Itu Manfaatnya Luar Biasa, Menurut hasil penelitian, ternyata membaca Al-Qur’an setelah waktu sholat Maghrib dan Subuh itu dapat meningkatkan kecerdasan otak sampai 80 %. Hal ini karena disana ada pergantian dari siang ke malam dan dari malam ke siang hari.

Disamping itu, ada tiga aktivitas sekaligus, yakni membaca, melihat dan mendengar. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang itu kuat ingatan atau hafalannya, diantaranya:
  • Menyedikitkan makan
  • Membiasakan melaksanakan ibadah shalat malam
  • Dan membaca Al-Qur’an sambil melihat kepada mushaf
Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat manusia, dan juga memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca dengan Kitab Suci Al-Qur’an. Selain itu, membaca Al-Qur’an juga mendatangkan pahala dari Allah SWT.

Dokter ahli jiwa, Dr. Al Qadhi melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat (AS) berhasil membuktikan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, maka seorang Muslim itu, baik mereka yang bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan sebagai berikut:
  1. Fisiologis yang sangat besar
  2. Penurunan depresi, kesedihan
  3. Memperoleh ketenangan jiwa
  4. Menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yg dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya
Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik.

Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bahwa membaca Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97 % dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97 % bagi mereka yang mndengarkannya. Masya Allah…

Untuk itu, mari sekarang ini kita mulai meluangkan waktu kita beberapa menit dari 24 jam di hari kita, yang diberikan oleh Allah SWT untuk membaca, merenungi, mentadaburi dan memahami isi yang ada didalam Kitab Suci Al-Qur’an.
*Jika Bermanfaat Tolong Dishare

JANGAN SAMPAI SHALATMU, SEDEKAHMU BAHKAN TOBATMU TIDAK DITERIMA LAGI


Baca sampai akhir teman, Tulisan ini akan menyadarkan kita akan sesuatu yang datang yang tidak bisa kita cegah dengan apapun.

4:00 pagi kita bangun solat subuh, kemudian kita bersiap2 utk ke tempat kerja, sampai kantor pukul 7:00 pagi, hari masih gelap.
Mungkin kita anggap hari ini akan hujan, jadi abaikan.
Masuk kantor, bekerja dan kita lihat pukul 12:00 siang, sudah waktunya makan siang, tapi keadaan masih tetap gelap.

Keluar pintu kantor, suasana masih gelap, hitam pekat seperti malam..mungkin masih bisa dianggap hari ini akan hujan lagi.
Jadi abaikan saja.

Tapi kalo jam 14:00 pm pun hari masih gelap.. pertanda apa itu?..
keesokkan pun sama, nonton tv semua orang kalang kabut menceritakan bahawa dunia ini sudah tidak ada lagi siangnya..dan begitu juga dengan lusa..masih tidak ada lagi matahari..

Tetapi pada hari keempat kita bangun pagi, kita dapat melihat matahari, tetapi jangan terkejut karena matahari telah terbit dari sebelah barat..
Kehebatan ahli dunia akan mengatakan itu fenomena alam, tapi sadarkah, itulah pertanda besar yang paling awal sebelum tibanya hari kiamat!!
Maka telah tertutuplah pintu taubat..


Saat itu, kita akan lihat satu fenomena luar biasa di mana golongan kaya akan keluarkan semua hartanya utk diinfakkan,

Golongan yang tidak pernah baca quran,akan rela 24 jam untuk baca Al qur'an,

Golongan yang tak pernah solat jemaah akan berlari2 dan berbondong bondong menunaikan solat secara berjemaah..

TAPI SAYANG... SEMUA SUDAH TERLAMBAT KARENA KIAMAT TELAH TERJADI

Bismillahirrahmanirrahim. Ingat ini teman-teman...

Kenapa kita tidur saat Allah memanggil?

Tapi kita sanggup menahan kantuk saat menonton film atau menonton tv selama 3 jam?
Kenapa kita bosan saat baca al-qur'an?
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?
Melihat tv pagi, siang, malam?

Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?
Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?
Kenapa masjid semakin kecil dan sepi ?

Tapi bar dan club, mall semakin besar dan ramai ?
Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ARTIS?
Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?
Pikirkan itu !!!
Apakah anda akan menforward pesan ini?
Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan kawan yang lain?
Allah Berkata: "Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu, Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman..."
"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala

RENUNGKANLAH....

KIAMAT menurut Agama Islam di tandai dgn:
  • Kemunculan Imam Mahdi
  • Kemunculan Dajjal
  • Turunnya Nabi Isa (AS)
  • Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
  • Terbitnya matahari dari Barat ke Timur
  • Pintu pengampunan akan ditutup
  • Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang sebenar2nya
  • Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya
  • Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan
  • Pemusnahan/runtuhnya Kabah
  • Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap
  • Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan
  • Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:

"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Kita bisa kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: artinya hanya memikirkan duniawi drpda akhirat.

Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..

Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu mmahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan shari-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke dan mati.

Ketika anda ingin menyebarkan ..
ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
"SUdahlaaaaaah tak usah bersusah payah di SEBARKAN, tak penting , BUANG WAKTU saja

Fakta.. 10 Penemu Muslim Terkenal Dunia Yang Wajib Anda Ceritakan Kepada Anak Anda

Siapakah penemu dan innovator yang anak Anda kenali? Adakah tokoh muslim di dalamnya?

Kalau  mendengar peradaban Islam, banyak yang membayangkan sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Imej modern bagi banyak orang itu ada di Barat. Apa akibatnya bagi anak Anda?

Bisa jadi ia merasa agamanya tidak keren, kuno, dan ketinggalan zaman. Mungkin alam bawah sadarnya akan berpikir seperti ini, “Kalau mau selamat di akhirat ya harus belajar agama Islam, tapi kalau mau sukses di dunia harus ngekor ke Barat.”

Kebanggaan akan agama dan identitasnya yang sejati menjadi terkikis karena tak mengenal penemu-penemu keren dari peradaban Islam.

Namun tahukah kalau Islam punya banyak penemu keren? Orang-orang ini adalah peletak fondasi peradaban modern saat ini. Ceritakan biografi tokoh besar  Islam pada anak. hasilnya mereka akan bangga pada agamanya dan termotivasi untuk berkarya seperti para penemu ini.

Berikut ini 10 penemu Islam yang perlu Anda kenalkan pada anak.

1. Abbas bin Firnas: Sang Penerbang Pertama



Abbas bin Firnas Tokoh Muslim Penerbang PertamaSiapakah manusia pertama yang berhasil terbang? Kebanyakan akan menjawab Wright Bersaudara. Namun lebih dari 1000 tahun sebelum Wright Bersaudara menciptakan pesawat, Abbas bin Firnas sudah berhasil terbang di udara.

patung abbas bin firnas di cordobaAbbas bin Firnas senang memperhatikan ciptaan Allah di langit. Ia memperhatikan betapa menakjubkannya kebesaran Allah yang menerbangkan burung-burung di udara. Ini yang memotivasi Abbas bin Firnas untuk bisa memahami kebesaran Allah di langit.

Abbas bin Firnas berhasil terbang selama lebih dari 10 menit. Jauh lebih lama dari penerbangan pertama Wright Bersaudara 1 milenium kemudian yakni 12 detik.

Abbas bin Firnas bukan hanya berkarya dalam penerbangan. Ia dikenal juga sebagai ahli sastra, musik, dan astronomi.

Di Cordoba, Spanyol, masih berdiri patung Abbas bin Firnas untuk menghormati karya dan dedikasi beliau terhadap dunia kedirgantaraan.

Jika anak Anda menyukai burung, pesawat, dan angkasa, menceritakan kisah Abbas bin Firnas menjadi satu keharusan. Siapa tahu kelak ia bisa seperti BJ Habibie.

2. Al Jazari: Sang Insinyur Mesin


jam gajah ciptaan Al Jazari untuk menentukan waktu shalat

Ketepatan waktu dalam Islam sangatlah penting. Sebagai seorang insinyur mesin, Al Jazari mengembangkan jam yang bisa digunakan untuk menentukan waktu shalat, puasa, dan haji.

Karya besarnya adalah jam gajah yang bisa mengukur waktu dengan akurat. Ia mempelajari  bagaimana air yang mengalir bisa digunakan untuk menggerakkan jam dengan akurasi yang cukup tinggi.

Al Jazari juga ingin mempermudah umat Islam berwudlu. Ini mendorongnya untuk membuat mesin pompa air. Berkat Al Jazari, orang-orang di Turki abad ke-12 mampu beribadah dengan lebih nyaman.

Jika anak Anda ingin menjadi ahli permesinan, kenalkanlah Al Jazari. Karyanya membuat dia terkenal di dunia sekaligus menjadi bekal amal di akhirat.

3. Ibnu Sina: Bapak Kedokteran


Ibnu Sinna sang dokter peletak ilmu kedokteran

Anak Anda ingin jadi dokter? Ceritakan kisah Ibnu Sina pada anak Anda.

Ibnu  Sina  mampu  melakukan berbagai operasi bagi orang yang sakit. Salah satu yang terkenal adalah  operasi tulang. Padahal ia hidup di abad ke-11 saat teknologi belum semaju sekarang.

Karyanya Al Qanun fi at-Tibb menjadi rujukan bagi dunia kedokteran sampai akhir abad ke-19. Buku ini diterjemahkan menjadi Canon of Medicine dan menjadi dasar bagi kedokteran Barat saat ini.

Ibnu Sina tidak membatasi dirinya hanya dalam bidang kedokteran saja. Ia sangat prihatin melihat takhayul dan mitos yang ada di masyarakat.

Ini yang mendorongnya untuk mempelajari logika sains di balik fenomena alam. Ia mempelajari asal-muasal air dan pembentukan awan. Ia membuat buku tentang batu dan mineral serta meteorology. Ia mencari tahu bagaimana gunung terbentuk dan juga penyebab gempa bumi.

Apakah anak Anda banyak bertanya tentang alam di sekitarnya? Ceritakanlah kisah Ibnu  Sina padanya.

4. Az Zahrawi Sang Dkter Bedah


Az Zahrawi bapak dokter bedah Anak ingin jadi dokter bedah? Tahukah dia siapa yang merancang pisau bedah, bor, gunting, dan 200 lebih alat bedah yang masih digunakan sampai sekarang?

Al Zahrawi adalah dokter bedah yang merancang banyak peralatan bedah pada abad ke-10. Hasil temuannya ini masih digunakan hanya dengan sedikit perubahan.

Buku Al Zahrawi yang berjudul Al Tasrif diterjemahkan oleh Barat dan menjadi panduan operasi di sekolah-sekolah kedokteran selama berabad-abad.

Belum lengkap rasanya anak ingin jadi dokter tapi tidak kenal penemu besar Islam yang satu ini. Al Zahrawi.

5. Fathimah Al Fitri, Ibu Pendiri Universitas

Universitas pertama di dunia diciptakan oleh Fathimah Al Fitri, seorang muslimah

Emansipasi wanita baru ada di Barat abad 19. Sementara sejak Islam lahir, kaum wanita sudah menjadi orang yang terpelajar dan terpandang. Contohnya saja Aisyah binti Abu Bakar. Beliau merupakan salah satu orang yang paling banyak ditanya tentang masalah kehidupan sehari-hari.  Bukan hanya oleh wanita, banyak laki-laki yang mengonsultasikan masalah padanya.

Tidak heran kalau 200 tahun kemudian, Fathimah Al Fitri bisa membuat universitas modern pertama di dunia. Universitas ini ada di kompleks masjid Al Qawariyin di Fez, Maroko. Sementara adiknya Maryam membuat universitas di Andalusia, Spanyol.

Kedua universitas ini menjadi kiblat bagi  dunia pendidikan modern. Bahkan pakaian mahasiswa ala Fathimah Al Fitri masih dipakai sampai sekarang. Toga yang berbentuk segi empat merupakan simbol dari Kabah.

Ingin anak perempuan Anda rajin belajar? Ceritakanlah kisah Fathimah Al Fitri sebelum ia tidur.

6. Ibnu Al Haytham: Bapak Optik

Camera Obscura Ibnu Haytham

Pernahkah anak Anda bertanya bagaimanakah kita bisa melihat? Bagaimanakah Allah membuat mata kita bisa bekerja? Pertanyaan ini yang berhasil dijawab oleh Ibnu Al Haytham. Hasil penelitiannya ini yang menjadi dasar kerja kamera yang ada di ponsel Anda saat ini.

Karya besarnya, Al Manazir, diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi berjudul Book of Optics. Ibnu Al Haytham dikenal di Barat dengan nama Alhazen. Ia sangat memengaruhi pola pikir ilmuwan-ilmuwan Barat seperti  Roger Bacon, Leonardo Da Vinci, dan Keppler. Bahkan sampai sekarang isi bukunya masih sering dikutip oleh professor-profesor sebagai karya yang masih akurat.

Penemuannya adalah camera obscura. Cahaya yang menyinari lubang kecil di ruangan gelap akan memproyeksikan film negatif, seperti kamera dan film di bioskop. Camera sendiri berasal dari bahasa Arab “Qamara” yang berarti kamar.

Anak Anda senang fotografi dan film? Ceritakanlah kisah hidup Ibnu Al Haytham, Sang Bapak Optik Dunia.

7. Ibnu Battuta: Sang Penjelajah Dunia


Perjalanan Ibnu Battuta

Anak Anda senang berjalan-jalan? Senang berpetualang? Kenalkanlah pada Ibnu Battuta.

Ibnu Battuta hidup pada abad ke-14. Pada usianya yang baru 21 tahun, Ibnu Battuta berkelana selama 29 tahun. Ia telah mengunjungi 44 negara, mulai dari  Afrika, Mesir, Suriah, Persia, Teluk Arab, Anatolia, Turkistan, Afghanistan, India, Maladewa, Srilanka, Bengal, Sumatera, Tiongkok, Sardinia, dan Spanyol.

Perjalanannya ini bertujuan untuk berdakwah. Bukan untuk menguasai dan menjajah daerah yang ia kunjungi. Ibnu Battuta menyebarkan kebenaran di tiap daerah yang ia kunjungi.

Dari petualangannya ini, Ibnu Battuta membuat buku berjudul Ar-Rihlah. Dengan membaca buku ini, kita bisa tahu sisi sejarah Islam yang sekarang sudah tertutupi.

8. Jabir ibnu Hayyan: Bapak Distilasi


Ibnu Hayyan menyempurnakan pembuatan parfumAnak Anda suka wangi parfum? Kenalkanlah dengan Jabir ibnu Hayyan. Sudah sejak abad ke-8 ia menyempurnakan proses pembuatan parfum.

Kalau anak Anda menyukai percobaan kimia, Ibnu Hayyan inilah yang membuat proses sublimasi, pencairan, kristalisasi, distilasi, pemurnian, oksidasi, dan berbagai percobaan kimia lainnya.

9. Sinan: Sang Arsitek


Masjid Selimiye punya menara tinggi anti gempaAnak Anda ingin jadi arsitek? Kenalkanlah dengan Sinan, arsitek besar abad ke-16.

Sinan ini bernama lengkap Koca Mimar Sinan. Ia berasal dari keluarga Kristen Ortodoks Yunani namun mendapat hidayah dan masuk ke dalam agama Islam.

Sinan telah membangun lebih dari 470 bangunan megah di zaman Turki Utsmani. Karya besarnya adalah Masjid Selimiye di Edime. Masjid Selimiye ini memiliki menara antigempa tertinggi di Turki.

10. Laksamana Cheng Ho, Pelaut Pembawa Pesan Kedamaian



laksamana cheng hoLaksamana Cheng Ho ini sangat terkenal di Indonesia. Ia datang ke Nusantara dan 37 negara lainnya membawa pesan perdamaian. Berbeda dengan Vasco da Gama maupun Christopher Colombus yang datang untuk menjajah negeri yang didatangi. Justru negeri yang dikunjungi Cheng Ho menjadi lebih makmur karena pesan dakwah Islam yang menyebarkan kedamaian dan kebenaran.

Pemimpin kapal yang bernama asli Ma He ini (Ma diambil dari kata Muhammad) memiliki ukuran kapal yang sangat besar. Panjangnya lebih dari 130 meter dan dibuat tanpa besi. Ukuran kapalnya 5 kali kapal Vasco da Gama. Bahkan ilmu engineering saat ini masih belum bisa membuat ulang kapal laut milik Cheng Ho.

Berikut ini gambar perbandingan ukuran  kapal Cheng Ho dan Colombus ini mendeskripsikan betapa  besarnya kapal Cheng Ho ini.

Perbandingan kapal Cheng Ho (besar) dan Christopher Colombus (kecil)



Mengenalkan tokoh-tokoh besar Islam pada anak akan memberikan imej kepribadian unggul yang akan jadi teladan bagi anak. Anak akan menjadi termotivasi untuk mempelajari alam ciptaan Allah seperti tokoh-tokoh ini. Anak akan banyak berinisiatif untuk meneruskan tongkat  estafet menjadi pemimpin di muka bumi.

Anak menjadi terdorong untuk berkarya seperti para penemu ini. Orang-orang yang menjadi rahmatan  lil alamin. Kelak anak-anak akan bisa menggenggam dunia namun tetap menjaga agar hanya Allah yang ada  di dalam hatinya. Layaknya para tokoh besar Islam ini.
 
 

Sabtu, 26 Desember 2015

Sebaik-baik Amal Adalah yang Kontinu Walaupun Sedikit



Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad-Sholallohi ‘alaihi wa salam-, keluarga, dan sahabatnya.

Saudaraku yang dirahmati Alloh-Subhana wa ta’ala-, perlu Anda ketahui bahwa beribadah kepada Alloh bukanlah ritual-ritual musiman yang dilaksanakan saat kita berselera saja. Anda bersemangat beramal sholih ketika berada di Tanah Suci saat haji ke Baitulloh, setelah pulang maka Anda tinggalkan. Atau bersemangat membaca Al-Quran dan berinfaq hanya ketika di bulan Ramadhan, sedangkan setelah itu engkau lupakan. Tidak, sekali-kali tidak. Sesungguhnya ibadah yang Alloh-Subhana wa ta’ala-  ciptakan Anda untuknya adalah sesuatu yang dituntut untuk kontinu (berkesinambungan, terus menerus), menjadi hamba Alloh-Subhana wa ta’ala-   di saat lapang maupun sempit, mengenal Alloh-Subhana wa ta’ala-   di saat suka maupun duka.

Sungguh, kontinu dan membiasakan diri dengan suatu amalan shalih merupakan yang paling dicintai Alloh -Subhana wa ta’ala-  meskipun hanya sedikit. Dan sungguh tidak alpanya kita dalam amal shalih tersebut menjadikan kita mendapat pahala di saat kita tidak mampu mengerjakannya karena sakit atau udzur lainnnya. Sabda Rosululloh-Sholallohi ‘alaihi wa salam-:
إذا مر ض العبد أو سافر ، كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
“Jika seorang sakit atau melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika tidak berpergian dan dalam keadaan sehat.” (HR Bukhari: 2996)
Hadits-hadits seputar keutamaan kontinu dalam beramal

Dari Ummul Mukminin Aisyah-Radhiyallohu ‘anha-, sesungguhnya Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- bersabda:
أحبّ الأعمال إلى الله تعالى أدومها وإن قلّ
“Amalan yang paling dicintai Alloh Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR Muslim: 783)
عَنْ عَلْقَمَةَ، قَالَ: سَأَلْتُ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ كَيْفَ كَانَ عَمَلُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ هَلْ كَانَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الْأَيَّامِ؟ قَالَتْ: «لَا، كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَطِيعُ»

Alqomah pernah bertanya pada Aisyah-Radhiyallohu ‘anha-, “Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rosululloh-Sholallohi ‘alaihi wa salam- beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu dalam beramal?” Aisyah-Radhiyallohu ‘anha- menjawab, “Tidak, amalan beliau adalah amalan yang kontinu dan siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau -Sholallohi ‘alaihi wa salam- mampu.” (HR Muslim: 783)
Dua hadits di atas menunjukkan bahwa amal yang paling dicintai Alloh-Subhana wa ta’ala- adalah yang dilakukan dengan rutin meskipun sedikit dan seperti itulah amalan Rosululloh-Sholallohi ‘alaihi wa salam- sebagaimana yang dikabarkan oleh istri beliau Aisyah-Radhiyallohu ‘anha-.

Jangan berlebih-lebihan dan memberatkan diri dalam beribadah agar Anda tetap kontinu!

Jangan Anda pahami bahwa untuk mendapatkan kesempurnaan, Anda akan mengerjakan amal ibadah dengan porsi yang sangat banyak dan memberatkan diri, karena itu bukanlah petunjuk Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam-. Sesungguhnya amal sedikit yang kontinu jauh lebih baik dari pada amal banyak namun terputus. Sesungguhnya berlebih-lebihan dalam beribadah, meskipun ibadah tersebut ada contohnya terkadang dapat mengakibatkan putus dan malas untuk melanjutkan amal tersebut di kemudian hari. Oleh karena itu, Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ»

“Wahai sekalian manusia, kerjakanlah amal-amal yang kalian mampu lakukan, karena sesungguhnya Alloh-Subhana wa ta’ala- tidak akan malas sampai kalian malas dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Alloh-Subhana wa ta’ala- adalah yang kontinu meskipun sedikit.” (HR Muslim: 782)
Imam an-Nawawi-rohimahulloh- mengatakan,

إِنَّمَا كَانَ الْقَلِيلُ الدَّائِمُ خَيْرًا مِنْ الْكَثِيرِ الْمُنْقَطِعِ لِأَنَّ بِدَوَامِ الْقَلِيلِ تَدُومُ الطَّاعَةُ وَالذِّكْرُ وَالْمُرَاقَبَةُ وَالنِّيَّةُ وَالْإِخْلَاصُ وَالْإِقْبَالُ عَلَى الْخَالِقِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَيُثْمِرُ الْقَلِيلُ الدَّائِمُ بِحَيْثُ يَزِيدُ عَلَى الْكَثِيرِ الْمُنْقَطِعِ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

“Sesungguhnya amal sedikit tapi kontinu lebih baik dari pada amal banyak namun terputus karena dengan kontinunya amal sedikit akan melanggengkan ketaatan, dzikir, muroqobah (merasa diawasi Alloh-Subhana wa ta’ala-), niat, ikhlas, dan mengharap kepada Sang Pencipta. Dan buah dari amalan sedikit tetapi kontinu berlipat-lipat lebih banyak daripada amal banyak namun terputus. (Syarah Shohih Muslim 6/71).
Semangat orang-orang sholih terdahulu dalam menekuni ibadah

Saudaraku, jika Anda telah memahami hal di atas maka bersegeralah beramal, kemudian tekuni amal tersebut. Jangan anggap sepele sesuatu amalan karena dalam Islam tidak ada satupun amal shalih yang sepele, semuanya adalah penting dan inti. Lihatlah praktik yang telah dilakukan orang-orang sholih sebelum kita, niscaya Anda akan tercengang dengan semangat mereka dalam beramal.

Dari Ali bin Abi Thalib – Rodhiyallohu ‘anhu-, bahwasanya istrinya, Fatimah –Rodhiyallohu ‘anha- putri Rosululloh - Sholallohi ‘alaihi wa salam- datang mengadu kepada Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- karena beratnya pekerjaan rumah tangga. Lalu ia meminta Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- agar diberi satu pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Maka Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- bersabda, “Apakah kamu mau aku tunjukkan yang lebih baik daripada pembantu, (yaitu) apabila engkau hendak tidur maka bertasbihlah (ucapan سبحانالله ) sebanyak 33 kali, bertahmidlah (ucapan الحمدلله ) sebanyak 33 kali, dan bertakbirlah (ucapan الله_أكبر) sebanyak 33 kali.” Ali bin Abi Thalib – Rodhiyallohu ‘anhu- mengatakan,

مَا تَرَكْتُهُ مُنْذُ سَمِعْتُهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قِيلَ لَهُ: وَلَا لَيْلَةَ صِفِّينَ؟ قَالَ: وَلَا لَيْلَةَ صِفِّينَ. وَفِي حَدِيثِ عَطَاءٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى، قَالَ: قُلْتُ لَهُ: وَلَا لَيْلَةَ صِفِّينَ

“Maka aku tidak pernah meninggalkan dzikir tersebut semenjak aku mendengarnya dari Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam-.” Salah seorang berkata kepadanya, “Tidak juga engkau tinggalkan saat Perang Shiffin (yaitu perang dasyat yang terjadi antara Ali – Rodhiyallohu ‘anhu- dan Mu’awiyah – Rodhiyallohu ‘anhu-)?” Beliau berkata, “Ya, tidak juga aku tinggalkan meskipun saat Perang Shiffin.” (HR Bukhori: 5362 Muslim: 2727)
Dan ini Imam Ahmad bin Hambal yang telah menulis kitabnya Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal- yang terdiri dari 20 jilid[2] dengan jumlah hadits 40.000 hadits[3]-, beliau mengatakan, “Tidaklah aku menulis satu hadits pun kecuali aku amalkan sampai-sampai saat aku mendengar Nabi  -Sholallohi ‘alaihi wa salam- berbekam dan memberi satu dinar kepada tukang bekamnya, maka aku pun berbekam dan memberikan satu dinar kepada orang yang membekamku.” (Tsamratul ‘Ilmi al-‘amal hlm. 28)

Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shohih-nya no. 728,

عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَنْبَسَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِحَدِيثٍ يَتَسَارُّ إِلَيْهِ، قَالَ: سَمِعْتُ أُمَّ حَبِيبَةَ، تَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ» قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ: فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ عَنْبَسَةُ: «فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ أُمِّ حَبِيبَةَ»، وَقَالَ عَمْرُو بْنُ أَوْسٍ: «مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَنْبَسَةَ» وَقَالَ النُّعْمَانُ بْنُ سَالِمٍ: «مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ»


Dari Dawud bin Abi Hindi, dari Nu’man bin Salim, dari Amr bin Uwais, berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anbasah bin Abi Sufyan saat sakit yang membawa kepada kemaitannya tentang hadits yang mengembirakannya, dia berkata: Aku mendengar Ummu Habibah -Radhiyallohu ‘anha- berkata, “Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- bersabda: “ Barangsiapa yang sholat 12 rakaat[4] dalam sehari semalam maka akan dibangunkan baginya istana di surga.” Maka Ummu Habibah -Radhiyallohu ‘anha- berkata, “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam-.” Dan Anbasah berkata, “Aku tidak pernah meninggalkannya setelah aku mendengarkannya dari Anbasah. “ dan Nu’man bin Salim berkata: “Dan aku pun tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengar hadits tersebut dari Amr bin Aus.” (HR Muslim: 728)

Subhanalloh, alangkah indahnya amalan mereka. Kalaulah bukan dari riwayat-riwayat yang shahih mungkin kita akan mendustakannya.

Iming-imingi diri Anda dengan Akhirat!

Saudaraku yang dirahmati Alloh -Subhana wa ta’ala-, di antara cara agar Anda rajin beramal dan berselera menumpuk pahala adalah dengan menjadikan Anda merasa teriming-imingi dengan janji dan pahala Alloh -Subhana wa ta’ala- di akhirat. Sebagaimana Anda selalu teriming-imingi dengan bonus, promosi, dan harta yang banyak di dunia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh -Radhiyallohu ‘anhu-, Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- bersabda, “Siapa yang turut menyaksikan pengurusan jenazah hingga ia mensholatinya, maka baginya pahala sebesar satu qirath. Sedangkan siapa yang turut menyaksikan pengurusannya hingga jenazah itu dimakamkan, maka baginya pahala sebesar dua qirath.” Lalu ditanyakan, “Apakah itu dua qirath?” Rosululloh -Sholallohi ‘alaihi wa salam- menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” Salim bin Abdullah bin Umar berkata, “Ibnu Umar -Radhiyallohu ‘anhu- pernah mensholati jenazah lalu ia keluar dan pergi. Dan ketika hadits Abu Huroiroh -Radhiyallohu ‘anhu- (di atas) sampai padanya, ia pun berkata, “sungguh kita telah menyia-nyiakan banyak qirath.” (HR Muslim: 1570)

Setelah itu, belajarlah untuk selalu mengaitkan akhirat dalam kehidupan Anda. Ketika Anda mendapati nyamannya rumah dengan istri dan anak-anak yang taat dan perlengkapan rumah yang lengkap, maka bayangkan nanti di surga ada rumah yang jauh lebih indah dan nyaman. Ketika Anda bertamasya dengan keluarga di sebuah taman yang indah, terdapat sungai yang mengalir, pohon yang rindang, dan buah-buahan yang segar, maka bayangkanlah diri Anda di surga, sungguh surga memiliki sungai yang sangat jernih, pohon yang sangat rindang, dan buah-buahan yang segar dan mudah diambil.

Setelah membaca tulisan di atas, tanyakan pada diri Anda, amal apa yang dapat Anda banggakan di sisi Alloh -Subhana wa ta’ala-? Ibadah apa yang selalu Anda rutinkan mengerjakannya semenjak Anda mengilmuinya dari ustadz Anda atau dari apa yang telah Anda baca dari buku-buku Islam?! Semoga amal shalih Anda terus bertambah sejalan dengan bertambahnya ilmu agama Anda. Aamiin.



[1] Tulisan ini banyak mengambil faedah dari Kitab Tajridu al-Ittiba’i fi Bayani Asbabi Tafadhuli al-A’mali karya Syaikh Dr. Ibrohim bin Amir ar-Ruhaili dan kitab Tsamratul ‘Ilmi al-‘Amal karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr
[2] Jumlah jilid di atas adalah sesuai dengan cetakan “Darul Hadits”, Kairo, Mesir
[3] Sebagaimana dalam kitab Khasha’ish Musnad al-Imam Ahmad hlm. 15
[4] Yaitu sholat sunnah Rawatib: empat raka’at sebelum Dzuhur, dan dua raka’at sesudahnya, dan dua raka’at sesudah Maghrib, dan dua rakaat sesudan Isya, dan dua raka’at sebelum Subuh. (HR Tirmidzi: 414)
#mtsnberbek.com Terima Kasih Anda telah berkunjung di Blogsite kami - Jadilah orang pertama di antara teman-teman yang menyukai ini. #MADRASAH LEBIH BAIK LEBIH BAIK MADRASAH
Copyright © 2015 MTs Negeri Berbek Kabupaten Nganjuk . Designed by Zayn Mohammad