mari belajar sama2 mengenal
'AKO'ID 50 (20 sifat wajib,20 sifat mustahil,1 sifat jaiz
bagi allah dan 4 sifat wajib,4 sifat mustahil,1 sifat jaiz bagi allah)
saya ingin berbagi karna ini juga hal yang wajib diketahui
oleh setiap muslim..
hukum bagi seorang muslim yang tdk mengetaui'Aqoid 50
tersebut adalah
>>hukumnya berdosa karena meninggalkan kewajiban.
apakah batal aqidahnya atau ada penafsilan hukum,??
>>jika tidak tahu dan meyakini sifat yang bertentangan
dg sifat 50 itu, maka bisa batal aqidahnya..
>>jika tidak tahu karena belum belajar (dan punya
peluang belajar) maka berdosa..
>>orang yang berakal normal secara dhoruri (otomatis
tanpa berpikir) akan membenarkan semua sifat 50 itu, tidak harus tahu bahasa
arabnya.
diterangkan bahwa ilmu aqoid sebagaimana diterangkan dalam
kitab Bajuri dan Jam'ul Jawami'sebagai:
العلم بالعقائد الدينية الاعتقادية اليقينية
المكتسب من ادلتها الشرعية
Pengetahuan yang terikat dalam masalah keyakinan keagamaan
yang diambil dari dalil-dalil syara'.
Adapun guna mempelajari ilmu aqoid adalah untuk membetulkan
dan meneguhkan iman manusia kepada Tuhan Allah Ta'ala. Iman yang benar akan
mengesahkan segala amal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan
lain-lannya. Dan surga menjadi pahala balasan di akhirat nanti. Namun, jika
iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal itu akan sia-sia.
Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya. Melihat posisi dan guna ilmu
aqoid yang begitu pentingnya, maka belajar ilmu aqoid hukumnya fardhu ain.
Artinya wajib bagi setiap orang yang berakal untuk mempelajarinya. Ilmu aqoid
dinamakan demikian Ilmu aqoid karena pengetahuan ini ber isikan satu bundelan (ikatan)
mengenai sahnya iman dan Islam yang jumlahnya 50 , yang terkenal dengan istilah
aqoid seket. Dengan perincian 20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi
Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 mustahil bagi Rasul
dan 1 sifat jaiz bagi rosul. Semuanya itu terkandung di dalam kalimah La Ilaha
Illallah.
Ilmu aqoid juga disebut ilmu ushuluddin, yaitu ilmu mengenai
pokoknya agama. Karena itu barang siapapun orangnya beribadah siang malam,
tetapi tidak memiliki pengetahuan ilmu ini, maka ibadah itu dianggap tidak sah.
Selain itu, ilmu ini juga disebut dengan ilmu kalam (ilmu bicara), karena
siapapun tidak akan dapat memahami ilmu aqoid ini secara benar, apabila belum
dibicarakan dengan panjang lebar dan penuh perhatian. Bahkan perlu digaris
bawahi bahwa memahami ilmu aqoid ini tidak cukup dengan membaca buku saja
tetapi harus melalui seorang guru (digurukan). Demikian diterangkan oleh KH.
Abdul Wahab Chasbullah dalam Majalah Oetusan Nahdlatul Oelama. Adapun mengenai
medan pembahasan ilmu aqoid akan diterangkan menyusul. Penulisan kembali ini
tentunya disertai perubahan edjaan dan gaya bahasa yang berlaku sekarang untuk
mempermudah pemahaman. Sumber: Oetusan Nahdlatul Oelama, No1 . Tahun ke.1.
(Redaktur: Ulil Hadrawy)
[p.kiyai ANSORI DAHLAN]
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum
Syariat) mengetahui sifat-sifat Allah Ta'ala sifat :
1.wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal
seseorang tidak adanya sifat wajib itu,
2.sifat mustahil bagi Allah yaitu tidak tergambar atau
terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat mustahil itu.
3.dan sifat jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang
adanya dan tidak adanya sifat Allh tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang
mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada para Rosul Alaihi
Sholatu Wassalam.
SIFAT WAJIB BAGI ALLAH :
1. SIFAT WUJUD (ada)
pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud
ini wajib bagi Allah Ta'ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa
selain Allah (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Allah. Adapun sifat
wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan
Allah Ta'ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah
SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Hendaklah meyakini bahwa
Allah itu ada, dan keberadaanNya DzatNya itu ada dengan sendirinya tanpa
memerlukan wasilah atau perantara Dan meyakini bahwa keberadaanNya itu wajib
adanya, tidak mungkin Dia pernah tiada
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إله إِلَّا
أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
INNANI ANALLAHU LAILAHA ILLA ANA FA'BUDNII WA AQIMISH
SHOLATA LIDZIKRII
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingatku".
(QS. Thaha : 14)
dan juga dalam firman Allah Ta'ala,
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ
ۗمَا خَلَقَ الَّلَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ
وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۗوَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
AWWALAM YATAFAKKARU FII ANFUSIHIM MAA KHOLAQOLLAHUS SAMAWATI
WAL ARDHO WAMAA BAYNAHUMAA ILLA BILKHAQQI WA AJALIM MUSAMMA WA INNA KATSIROM
MINAN NASI BILIQOO I ROBBIHIM LAKAA FIRUUN
"Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya
kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan
Tuhannya". (QS. Ar Rum :8)
Ada seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah. Dia
menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong
: jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya
orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan
yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu
tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha
Mengetahui?.
2.SIFAT QIDAM (dahulu)
adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta'ala
maksudnya bahwa Allah Ta'ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat
yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah
pasti Allah yang mendahuluinya. Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu
Maha Dahulu adaNya,yakni Allah itu ada sebelum adanya sesuatu selainNya,dan
bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaanNya tanpa awal
Allah Ta'ala berfirman
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ
وَالْبَاطِنُ ۖوَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
HUWAL AWALU WAL AKHIRU WADHOHIRU WAL BATHINU WAHUWA BIKULLI
SYAY IN'ALIMI
"Dialah Allh yang Awal, yang Akhir,yang Dhohir dan yang
Bathin dan dia maha mengetahui segala sesuatu". (QS. Ql Hadid : 3)
3.SIFAT BAQA'(kekal)
adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah
Ta'ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada
akhirannya. Hendaklah meyakini bahwasanya Allah itu Dzat yg kekal abadi dan
kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir . Dan hendaklah meyakini bahwasanya Dia
tidak pernah berubah sama sekali serta Dia tidak pernah bersifat tiada pada
waktu tertentu(kekekalanNya tidak terikat ruang dan waktu)
Allah Ta'ala berfirman
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَيِّ
وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
KULLU MAN'ALAIHA FAAN WAYABQO WAJHU ROBBIKA DZULJALALI WAL
IKROM
"Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal
wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan". (QS. Ar Rohman :
26-27).
Allah Ta'ala berfirman :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ
الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
KULLU SYAI IN HAALIKA ILLA WAJHAHU LAHUL KHUKMU WA ILAIHI
TURJA'UN
"Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. BagiNya
sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula kamu semua kembali". (QS. Al
Qoshos :88)
4.SIFAT MUKHOLAFATUHU LILKHAWADITSI (Berbeda dengan segala
hal yg baru / makhluk)
adalah tidak ada makhluk yang menyamai/menyerupainya Allah
SWT.
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah tidak menyerupai
sesuatu pun, baik DzatNya, sifatNya maupun perbuatanNya
yakinilah bahwasanya Dzat Allah itu tidaklah sama dengan
makhluk ciptaanNya, berupa wajah misalnya. Segala hal yang kita lihat atau
bayangkan dalam hati maka Allah tidaklah seperti bayangan tersebut .
Allah Ta'ala berfirman,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖوَهُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN WAHUWAS SAMII'UL BASHIIR
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. As Syuro ; 11).
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AKHAD
"Tidak ada seorangpun yang setara dengannya". (QS.
Al Ikhlas:4)
yakini juga bhwa sifat allah itu berbeda dengan makhluqnya..
Sifat'ilmu (pengetahuan) kita tidak sama dengan pengetahuan Allah, Qudrah
(Kekuasaan) kita tidak sama dengan kekuasaan Allah, Iradah (kehendak) kita
tidak sama dengan kehendak Allah, Hayah (sifat hidup) kita tidak sama dengan
sifat hidupnya Allah, sifat mendengar (Sama') kita tidak sama dengan sifat
mendengar Allah, Bashar (sifat melihat) kita tidak sama dengan pendengaran
Allah dan Kalam (sifat berbicara) kita tidak sama dengan sifat kalam Allah
Hendaklah kita juga meyakini bahwasanya perbuatan Allah
Subhanahu Wata'ala tidak serupa dengan perbuatan makhluqNya, karena Dia dalam
berbuat sesuatu tidak membutuhkan perantara maupun alat
Firman Allah dalam surat yasin Ayat 82 : Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya:"Jadilah!"maka terjadilah ia.
Dan hendaklah meyakini, bahwasanya Allah menciptakan sesuatu
tidak berarti karena Dia membutuhkannya. Juga kita harus meyakini bahwa Dia
tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau tanpa guna, karena Dia bersifat
Maha Bijaksana.
5.SIFAT QIYAMUHU BINAFSIHI (Mandiri dan tidak membutuhkan yg
lain)
adalah bahwa Allah tidak butuh pada tempat yang menetap
padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi
Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Dan
sesungguhnya segala sesuatu lah yang membutuhkan Allah Subhaanahu Wata'ala
Allah Ta'ala berfirman,
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ
ۖوَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا
W'ANATIL WUJUHU LILKHAYYIL QOYYUMI WAQOD KHOBA MAN KHAMALA
DHULMAN
"Dan tunduklah semua muka(dengan merendah diri) kepada
tuhan yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluknya),dan sesungguhnya
tlah rugilah orang yg melakukan kedholiman". (QS. Thoha : 111 ).
Dan Allah Ta'ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ
إِلَى الله وَالله هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
YA AYYUHAN NASU ANTUMUL FUQORO U WALLAHU HUWAL GHONIYYUL
KHADIID
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan
Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS.
Faathir : 15).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ
إِنَّ الَّلَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
WAMAN JAAHADA FA INNAMAAM YUJA DIDU LINAFSIHI INNALLAHA
LAGHOOIYYUN'ANIL'ALAMIIN
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya
itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Al Ankabut : 6)
6.SIFAT WAHDANIYAH (maha esa)
adalah tidak terhitung dalam Dzatnya, sifatnya, dan
perbuatannya. Dan pengertian Esa Dzat AllAh itu tidak tersusun dari
bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaanNya.Pengertian Esa sifatnya
adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya Allah. Dan
pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk) berbuat
seperti perbuatan Allah Ta'ala. Maka Allah adalah pencipta segala sesuatu dan
pembuat segala sesuatu. Maka Allah Ta'ala berdiri sendiri (independen) dalam
penciptaanya dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Hendaklah kita yakini
bahwasanya Allah itu Satu dan tidak memiliki teman atau sekutu. Tidak ada yg
menyamai maupun menyerupaiNya Tiada lawan yg sebanding maupun penggantiNya
Allah Ta'ala berfirman,
لَوْ أَرَادَ الله أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
لَاصْطَفَ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ سُبْحَانَهُ هُوَ الله الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
LAW AROODALLAHU AYYAT TAKHIDZA WALADAL LASH TOFA MIMMAA
YAKHLUQU MAA YASAAA',SUBKHANAHU HUWALLAHUL WAKHIDUL QOHHAAAR
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan
memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya.
Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS. Az
Zumar : 4 )
dan Allah Ta'ala berfirman,
WA ILA HUKUM ILAHUW WAKHID LAILAHA ILLA HUWAR ROKHMANUR
ROKHIM
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqoroh : 163).
Dan Alloh ta'ala berfirman,
QUL HUWALLAHU AHAD
"Katakanlah bahwa Allah itu Esa"(QS. Al Ikhlas
:1).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا
كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَٰهٍ ۚإِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ
عَلَىٰ بَعْضٍ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
MAT TAKHODZALLAHU MIN WALADIN WAMAA KAANA MA'AHU MIN ILAHIN
IDZAL LADZAHABA KULLU ILAHIN BIMAA KHOLAQO WALA'ALAA BA'DLUHUM'ALAA B'DLIN SUBKHAANALLAHU'AMMAA
YUSHIFUUN
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali
tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya,
masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian
dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari
apa yang mereka sifatkan itu, (QS. Al Mukminun : 91).
7.SIFAT QUDROH (berkuasa)
adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam
menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Hendaklah kita meyakini bahwa
Allah itu memiliki sifat Maha Kuasa dan bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Allah Ta'ala berfirman,"Sesungguhnya Allah itu maha
kuasa atas segala sesuatu"(QS. An Nur :45 )
dan Allah Ta'ala berfirman,
"Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik
dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa"(QS. Faathir : 44)
8.SIFAT IRODAH (berkehendak)
adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala.
Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap
sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Alloh SWT mengatur alam semesta ini
menurut keinginan, kehendak dan ketentuan- ketentuanNya. Maka Alloh Ta'ala
menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada
tempat ini dan lainnya.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ
أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
INNAMA QOWLUNAA LISYAI IN IDZA ARODNAAHU AN NAQUULA LAHU KUN
FAYAKUUN
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami
menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya:"Kun (jadilah)", maka
jadilah ia. (QS. An Nahl ; 40).
Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
WAROB BUKA YAKHLUQU MAA YASYAAU WAYAKHTAARU MAA KAANA
LAHUMUL KHIYAROTU SUBKHAANALLAHI WATA'ALA'AMMA YUSYRIKUN
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan
memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (QS. Al Qashas :
68).
Allah Ta'ala berfirman,
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي
الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ
وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖبِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖإِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
QULILLAHUMMA MALIKAL MULKI TU'TIL MULKA MAN TASYAAA'U
WATANZI'UL MULKA MIMMAN TASYAA'U WATU'AZ ZIMAN TASYAA'U WATUDZIL LUMAN TASYAA'U
BIYADIKAL KHOIRU INNAKA'ALA KULLI SYAI IN QODIIR.
Katakanlah:"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran :
26).
Allah Ta'ala berfirman,
"Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada
siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang
dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan,
dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Asy Syuura : 94 - 50)
9.SIFAT ILMU (mengetahui)
adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam
mengetahui segala sesuatu. kita harus meyakini bahwasanya Allah itu memiliki
sifat Maha Berpengetahuan dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu Mengetahui
segala hal,baik yang tampak maupun yg tidak . Dia mengetahui jumlah pasir,tetes
air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui hal yg rahasia maupun yg jelas
. Tidak ada yg bisa bersembunyi dari Nya . Dan hendaklah kita meyakini bahwasanya
pengetahuan Allah itu tidak membutuhkan usaha meraihnya, namun pengetahuan
Allah akan segala sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum sesuatu itu
ada.
Allah Ta'ala berfirman,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖمَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا
هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ
وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا
عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚإِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
ALAM TARO ANNALLAHA YA'LAMU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI MAA
YAKUUNU MIN NAJWA TSALATSATIN ILLA HUWA ROBBUHUM WALAA KHOMSATIN ILLA HUWA
SAADISUHUM WALAA ADNA MIN DZALIKA WALAA AKTSARO ILLA HUWA MA'AHUM AINAMA KANUU
TSUMMA YUNAB BI UHUM BIMAA'AMILUU YAUMAL QIYAMATI INNALLAHA BIKULLI SYAI
IN'ALIM
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada
(pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujadilah : 7)
dan Allah Ta'ala berfirman,
الَّلَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ
وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ
الَّلَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ الَّلَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عِلْمًا
ALLAHUL LADZII KHOLAQO SAB'A SAMAAWAATI WAMINAL ARDHI
MITSLAHUNNA YATANAZZALUL AMRU BAINA HUNNA LITA'LAMUU ANNALLAHA'ALAA KULLI SYAI
IN QODIR.,WA ANNALLAHA QOD AKHAATO BIKULLI SYAI IN'ILMAA
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu. (QS. Ath- Thalaq : 12)
dan Allah Ta'ala berfirman,
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا
إِلَّا هُوَ ۚوَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚوَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ
إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
WA'INDAHU MAFAATIKHUL GHOIBI LAA YA'LAMUHA ILLA HUWA WA
YA'LAMU MAA FIL BARRI WAL BAKHRI WAMAA TASQUTHU MIN WAROQOTIN ILLA YA'LAMUHA
WALAA KHABBATIN FI DHULUMAATIL ARDHI WALAA ROTHBIN WALLA YAA BISIN ILLA FII
KITABIM MUBIINA
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An'am : 59 ).
Allah Ta'ala berfirman,"Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami
lebih dekat dari pada urat lehernya"(QS. Qaaf : 16)
10.SIFAT HAYAT (Hidup)
adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta'ala.
Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika
Allah itu tidak hidup,maka sifat- sifat tersebut tidak akan tetap (ada).
Hendaklah juga kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu Wata'ala Maha Hidup
dan bahwa kehidupan Allah tidak seperti hidup kita Karena sesungguhnya
kehidupan kita membutuhkan perantara seperti mengalirnya darah dan nafas sedangkan
kehidupan Allah tanpa memerlukan apapun . Kehidupan Allah itu bersifat dahulu
(Qodim),kekal (Baqo') dan kehidupanNya tiada pernah hilang maupun berubah sama
sekali.
Allah Ta'ala berfirman,
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا
يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚوَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
WATAWAKKAL'ALAL KHAYYIL LADZI LAYAMUUTU WASABBIKH BIKHAMDIHI
WAKAFA BIHI BIDZUNUUBI'IBAADIHI KHOBIIRO
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak
mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa
Maha Mengetahui dosa- dosa hamba-hamba-Nya, (QS. Al- Furqon : 58 )
11.SIFAT SAMA'(mendengar)
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha
Mendengar dan sesungguhnya Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun
yg tersembunyi . Namun, pendengaran Allah Subhanaahu Wata'ala tidak seperti
pendengaran kita , karena pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat
perantara berupa telinga sedangkan pendengaran Allah tanpa memerlukan perantara
apapun.
12.SIFAT BASHOR (Melihat)
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha
Melihat,dan Dia Maha Melihat atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut
hitam kecil berjalan di malam gelap gulita sekalipun, bahkan yg lebih kecil
dari itu (atom) . Tidak ada yg dapat bersembunyi dari penglihatan Allah, baik
yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yg ada di langit maupun di luarnya.
Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluk. Sesungguhnya
penglihatan kita membutuhkan perantara yakni mata,sedangkan penglihatan Allah
tanpa membutuhkan alat perantara.
sifat sama'dan bashor keduanya adalah sifat yang menetap
pada Dzat Alloh Ta'ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka
Alloh Ta'ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar jalannya
semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat segala
sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang tampak (dapat
ditemukan).
Allah Ta'ala berfirman,
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ
فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚإِنَّ
اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
QOD SAMI'ALLAHU QOWLAL LATII TUJAA DILUKA FII ZAUJIHA
WATASTAKII ILALLAHI WALLAHU YASMA'U TAHA WIROKUMAA INNALLAHA SAMI'UM BASHIR
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang
memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada
Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Mujadilah : 1)
Allah berfirman,
اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ قَالَا رَبَّنَا
إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَىٰ قَالَ لَا تَخَافَا
ۖإِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
IDZHABAA ILA FIR'AWNA INNAHU THOGHO,FAQUULAA LAHU QOWLAL
LAYYINAL LA'ALLAHU YATADZAK KARU AW YAHSYA.,QOLAA ROBBANA INNANA NAKHOFU
AYYAFRUTHO'ALAINAA AW AYYADH GHO,QOLA LAA TAKHOFAA INNANII MA'AKUMAA ASMA'U WA
ARO
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah
melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."Berkatalah mereka
berdua:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa
segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas Allah
berfirman:"Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu
berdua, Aku mendengar dan melihat (QS. Thaha : 43-46).
13.SIFAT KALAM (berbicara)
kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala
bukan berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh
maklumat. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan
tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk Nya Sesungguhnya
pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita dan membutuhkan alat perantara
berupa mulut, lidah serta kedua bibir Sedangkan Kalam Allah tidak seperti itu
(tidak butuh alat perantara)
Allah Ta'ala berfirman,
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ
مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚوَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
WAROSULAN QOD QOSHOSHNAAHUM'ALAIKA MIN QOBLU WA ROSULAL LAM
NAQSHUSH HUM'ALAIKA WAKALLAMALLAHU MUSA TAKLIIMAA
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (QS. An Nisa :164)
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ
الَّلَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ
بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚإِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
WAMA KANA LIBASYARIN AYYUKAL LIMAHULLAHU ILLA WAKHYAN AW MIW
WAROO'I KHIJABIN AWYURSILU ROSULAN FAYUUKHIYA BI'IDZNIHI MAA YASYAA'U
INNAHU'ALIYYUN KHAKIIM
Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah
berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir
atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana. (QS. Asy-Syura : 51).
Dan jika Allah Ta'ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak,
berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh
Ta'ala mempunyai sifat-sifat berikut :
14.Kaunuhu qaadiran Keadaan-Nya yang berkuasa
15.Kaunuhu muriidan Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
16.Kaunuhu'aliman Keadaan-Nya yang mengetahui
17.Kaunuhu hayyan Keadaan-Nya yang hidup
18.Kaunuhu sami'an Keadaan-Nya yang mendengar
19.Kaunuhu bashiiran Keadaan-Nya yang melihat
20.Kaunuhu mutakalliman Keadaan-Nya yang berbicara
Sifat-sifat 20 di atas terbagi menjadi 4 yaitu :
(1).SIFAT NAFSIYAH :
Sifat Nafsiyyah adalah Sifat yang menetetapkan adanya Allah
dan menunjukkan kepada ZatNya Allah tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat.
Maksud sifat yang tetap adalah : Adanya sifat tersebut pada
Zat Allah yang menunjukkan Allah itu ada, bukan seperti sifat salbiyah, sebab
sifat salbiyyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang
tidak patut dan layak kepada ZatNya Allah s.w.t. Dan maksud tanpa ada sesuatu
tambahan pada Zat adalah : Sifat Nafsiyyah ini bukanlah tambahan pada Zat,
Sifat Nafsiyyah tidak seperti sifat Ma`ani yang mana sifat Ma`ani tambahan dari
ZatNya.
Adapun sifat Nafsiyyah adalah sifat WujudNya Allah s.w.t,
dengan maksud bahwa wujudnya Allah itu adalah tetap pada ZatNya Allah dan bukan
tambahan dari Zat Allah. Sifat nafsiyah itu ada satu yaitu sifat wujud Maka
wajib Allah bersifat Wujud,mustahil bersifat bahwa Allah tidak ada
(2).SIFAT SALBIYAH :
Sifat Salabiyyah adalah sifat yang menolak segala
sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah s.w.t, sebab Allah Maha
sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Sifat salbiyah itu ada 5 yaitu :
1.Qidam
2.Baqa'
3.Mukholafatuhu Lilhawaditsi
4.Qiyamuhu binafsihi
5.Wahdaniyah.
(3).SIFAT MA'ANI :
Sifat Ma`ani adalah sifat yang keberadaannya berdiri pada
Zat Allah s.w.t yang wajib baginya hukum.
Sifat Ma'ani itu ada 7 yaitu :
1.sifat berkuasa
2.berkehendak
3.berilmu
4.hidup
5.mendengar
6.melihat
7.berbicara.
(4)SIFAT MA'NAWIYYAH
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat- sifat yang melazimi dari
sifat Ma`ani, dengan kata lain sifat Ma`nawiyah adalah sifat yang wujud
disebabkan adanya sifat Ma`ani, seperti Allah memiliki sifat kuasa, maka
lazimlah Allah itu keadaannya Kuasa.
Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat :
1.Kaunuhu Qaadiran
2.Kaunuhu Muridan
3.Kaunuhu `Aliman
4.Kaunuhu Hayyan
5.kaunuhu Sami`an
6.Kaunuhu Bashiran
7.kaunuhu Mutakalliman.
Adapun hikmah menyebut sifat- sifat Ma'nawiyah yang
terkandung dalam sifat ma'ani tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci,karena
pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu'tazilah yang
mengingkari sifat-sifat ma'nawiyah.
Mereka berpendapat bahwa Allah Ta'ala Maha berkuasa dengan
Dzatnya,berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan,dan kehendak dan
sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk
mensucikan Alloh Ta'ala.
Mereka berpendapat : Kami mensifati Allah Ta'ala dengan sifat-sifat
itu baik sifat itu hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat
itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Allah Ta'ala. Atau jika sifat-sifat
itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu
mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa).
Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya
sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya,hanya saja sifat-sifat
itu mengikuti DzatNya yaitu sifat- sifat yang ada itu menempati DzatNya.
SIFAT JAIZ BAGI ALLAH SWT
Sifat Jaiz bagi Allah Ta'ala adalah boleh bagi Allah
mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka wajib bagi seorang mukallaf
meyakini bahwa Alloh Ta'ala boleh menciptakan dan memilih hambaNya menurut
kehendaknya,dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Allah. Karena
Allah adalah pengatur secara mutlak,tidak ada seorangpun memilih bersamaNya
karena seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau
buruk. Maka Dialah (Allah) yang memberi,mencegah,memuliakan,menghinakan,memberi
manfaat,memberi madhorot,mengampuni,menyiksa,menetapkan (hukum) dan memberi
sangsi dan begitu seterusnya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
WAROB BUKA YAKHLUQU MAA YASYAAU WAYAKHTAARU MAA KAANA
LAHUMUL KHIYAROTU SUBKHAANALLAHI WATA'ALA'AMMA YUSYRIKUN
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan
memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (QS. Al Qashas :
68).
Allah Ta'ala berfirman,
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي
الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ
وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖبِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖإِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
QULILLAHUMMA MALIKAL MULKI TU'TIL MULKA MAN TASYAAA'U
WATANZI'UL MULKA MIMMAN TASYAA'U WATU'AZ ZIMAN TASYAA'U WATUDZIL LUMAN TASYAA'U
BIYADIKAL KHOIRU INNAKA'ALA KULLI SYAI IN QODIIR.
Katakanlah:"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26).
"Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada dilangit dan
apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Allah akan
mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu"(QS. Al Baqarah : 284)
SIFAT WAJIB,MUSTAHIL DAN SIFAT JAIZ BAGI NABI DAN ROSUL
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala
mempunyai para Nabi yang diutus.
Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah
Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan
rasul Allah juga demikian. Mereka adalah orang- orang yang dijaga Allah dari
perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para nabi dan Rasul adalah orang yang
selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Allah telah
menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sejak
mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.
Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka
adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan sempurna dan dilengkapi
dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa. Begitu pula telah
diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan
risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka empat sifat
kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq (Jujur),
Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).
Allah Ta'ala berfirman"Rosul telah beriman kepada Al
Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya
dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan,"Kami mendengar dan
kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah
tempat kembali"(QS. Al Baqarah : 285).
Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat
mustahil den sifat jaiz bagi Rosul. Adapun sifat wajib bagi Rosul ada 4 yaitu :
1.SIFAT SHIDDIQ (benar/jujur):
Setiap rasul pasti benar dalam ucapan dan perbuatannya. Apa
apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus
sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau
dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar
adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap rasul pasti benar
dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus meyakinkanya
dan beri'tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau perbuatan
adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul
bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.
Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah
dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya.
Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu
tidak benar dan jujur. Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah
melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan
ta'at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.
allah ta'ala berfirman
وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا
نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,"(al- Hasyr, 7)
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin : 52).
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah
Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabi"(QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada
diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal
itu tidak mungkin terjadi.
2.SIFAT AMANAH (dapat dipercaya):
Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin.
Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam
setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga secara dhahir atau
bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang
melanggar etika.
allah berfirman
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
"Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu,"(asy-syuara'143)
Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus
ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan
lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya', sombong,
dusta dan sebagainya.
allah berfirman :"Sesungguhnya Aku bagimu adalah utusan
Alloh yang dapat dipercaya"(QS.Ad Dukhan : 18).
allah berfirman
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang
berkhianat."(al-Anfal, 58)
Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan
yang haram atau makruh maka kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram
dan makruh karma takut pada mereka (para Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan
kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den keadaan (sikapnya).
3.SIFAT TABLIGH (menyampaikan)
Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada
manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya
hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu
kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah
disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran
wahyu itu.
allah berfirman
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ
وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً
Allah berfirman,"(yaitu) orang- orang yang menyampaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan."(al-Ahzab, 39).
adalah firman Alloh Ta'ala"Hai Rosul, sampaikanlah apa
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu
tidak menyampaikan amanatNya (risalahNya)"(QS. Al Maidah : 67).
"Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah
diutusnya para Rosul itu"(QS.An Nisa : 165).
Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bila
disampaikan. Karena jika mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka
mereka berarti menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena
menyembunyikan syariat merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang
teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk membantah Alloh SWT atas dasar
tidak adanya tabligh.
4.SIFAT FATHONAH (cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan
dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan
risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu,
seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi
terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran
Islam.
Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul
itu adalah manusia yang paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan
berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja
para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan
menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka
agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Allah berfirman
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ
عَلَى قَوْمِهِ
Allah berfirman:"Dan itulah hujah Kami yang Kami
berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya."(al-An'am, 83)
jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka
mereka (para Rosul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu
tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para
Rosul berargumentasi itu banyak sekali.
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah
berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi
terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada
kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar"(QS. Hud : 32).
"Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang
baik"(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang
yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.
DAN SIFAT JAIZ BAGI PARA NABI DAN ROSUL
pada haknya para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
adalah adanya sifat- sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak
menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang
tinggi.
Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka
Alaihi Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang
lainnya seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup,
merasakan'kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang
ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan orang-orang
menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan
beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya,bukan ihtilam (mengeluarkan
mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan,maka syetan tidak
dapat menguasai mereka (para Nabi dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.
Adapun sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts,
bisu, lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada
mereka (para Nabi dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib
alaihissalam buts,maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan ceritan Nabi
Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang
(dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub
alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar.
Dalil yang menunjukkan sifat-sifat yang terjadi pada setiap
manusia pada diri Nabi dan Rosul adalah firman AIloh Ta'ala
"Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini memakan makanan
dan herjalan di pasar?"(QS.Al Furqan : 7)
"Dan Kami tidak mengutus Rosul- rosul sebelummu,
melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan drpasar pasar"(QS.Al
Furqan 20).
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rosul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka keturunan"(QS.Ar Ra'ad :
38).
"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru
Tuhannya"Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang", maka Kamipun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang menyembah
Alloh"(QS.Al Anbiya 83-84).
"Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh
telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rosul. Apakah jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan madharat
kepada Alloh sedikitpun"(QS. Ali Imran : 144).
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan
Rosul'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para
malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka
meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan mereka tidak melakukan perbuatan
yang diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sifat kecuali dengan akhlak yang
mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri tauladan yang baik dan
contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Allah
mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul)
menjadi orang yang terdidik dan terpelajar.
Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Alloh
Ta'ala
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka
sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami"(QS.Ath thur :48)
"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan
harta rampasan perang"(QS.Ali Imran : 161)
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang
datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah pengawasanKu"(QS.Thaha : 39).
Dan mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama dari para
malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah.
Dan dalil hal itu adalah firman Allah Ta'ala :"Dan
ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, makes
sujudlah mereka"(QS.AI Baqarah : 34).
Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam
adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka
tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa
sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain,
berdasarkan firman Alloh Ta'ala,
"Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas
sebagian yang lain"(QS. Al Bagarah : 253 ),
dan firman Allah Ta'ala,"Dan sesungguhnya telah Kami
lebihkan sebagian Nabi-nabi itu"(QS. AL Isra'55).
Dan nash ini tidak bertentangan dengan firman Allah Ta'ala,
"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para
Rosul- rosulNya"(QS. Al Baqarah : 285)
Karena makna ayat ini tidak membeda-bedakan dalam risalah
mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti
orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan
Rosul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.
Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan
mampu menahan kesulitan), Alloh Ta'ala berfirman,"Bersabarlah sebagaimana
para ulul azmi bersabar"(QS.Al Qof : 35).
Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad,
Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan
paling utama diantara para Rosul yang lainnya.
Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah
junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa
sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para
Rosul berdasarkan firman Allah Ta'ala,
"Alloh memilih diantara para malaikat seorang utusan
dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT DAN SIFAT MUSTAHIL PARA NABI
DAN ROSUL
"Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib
maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib".
Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala, den rosulNya adalah lawan
dari sifat wajib bagi Alloh Ta'ala den rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu
sama seperti sifat wajib dan setiap mukallaf wajib mengetahuinya.
Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang
terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana'(rusak) lawan dari sifat Baqa'
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya)
lawan dari sifat mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri)
lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah
(Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah
(berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same'(mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah) lawan dari
sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari
Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari
sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari
Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari
Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat
Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat
Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)
Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul alaihimus
Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
1.Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)
2.Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat
dipercaya)
3.Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat tabligh
(menyampaikan risalah)
4.Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)
Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50
sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
-Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
-Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
-Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
-Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4 -Sifat Jaiz bagi Alloh ada
1
-Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1
Sumber :
1.jala'ul afham syarh aqidatul awwam
2.jawahirul kalamiyyah
3.dan berbagai sumber
WALLAHU A'LAMU BISHOWAB
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar